(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)
Narasi
Ibu Ponijem (70 tahun) dari Ngargosari adalah salah satu pembuat slondok krepus selama bertahun-tahun. Ibu Ponijem menekuni pekerjaan ini bahkan sejak peralatannya masih belum menggunakan mesin bertenaga listrik seperti sekarang. Slondok krepus buatannya bercita rasa gurih dan renyah. Dalam sehari, beliau bisa memproduksi slondok 10 sampai 20 kg.
Alat-alat yang digunakan oleh Ibu Ponijem Dalam membuat slondok krepus terdiri atas peralatan tradisional dan modern. Untuk memasak ketela, beliau masih menggunakan alat pengukus dari kukusan tradisional yang terbuat dari bambu, dan dandang yang terbuat dari kuningan. Untuk perapiannya pun masih menggunakan luweng. Adapun alat-alat modern yang digunakan meliputi alat pemarut ketela dan penggiling bakal slondok yang semuanya bertenaga listrik.
Slondok krepus adalah makanan ringan dari ketela pohon yang proses pembuatannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan slondok pada umumnya. Mulanya, ketela diparut, di-press untuk mengeluarkan patinya, baru setelah itu ditambahkan bumbu dan dikukus. Setelah matang, kukusan ketela tadi kemudian digiling, dibentuk, dan dijemur. Setelah kering, barulah slondok krepus siap digoreng dan siap dimakan. Berbeda dari slondok getuk yang teksturnya lebih keras. Slondok krepus bertekstur lebih renyah berkat pengepresan ketela parut yang menghilangkan air atau sari patinya.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Ponijem, 70 tahun, Dusun Ngargosari Desa Ngargogondo.