(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)
Narasi
Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang, bolehlah kita berjumpa lagi.
Dengan wilayah yang didominasi oleh lahan pertanian tadah hujan, sumur menjadi unsur penting bagi para petani di Desa Ngargogondo. Para petani memanfaatkan air sumur sebagai sarana pengairan. Oleh sebab itu, keberadaan sumur cukup banyak dan sangat mudah dijumpai di lahan pertanian warga. Mayoritas sumur di ladang warga memiliki kedalaman lebih dari 10 meter. Para petani masih menimba air sumur di ladang menggunakan ember plasik yang dikaitkan pada ujung tali karet, kemudian diderek menggunakan masih ditimba dengan menggunakan ember plastik yang diikat dengan tali karet dan dikerek dengan bantuan katrol.
Sebagaimana disampaikan Bapak Mudi (71 tahun), fungsi sumur di ladang cukup penting. Selain sebagai sarana pengairan pada saat penyemprotan pupuk/pestisida (nyemprot) dan pembuatan cor ketika musim kemarau tiba. Selain itu, keberadaan sumur juga dimanfaatkan untuk bebersih diri sebelum pulang ketika selesai aktivitas bertani. Pak Mudi menambahkan, sumur miliknya yang dekat dengan permukiman Dusun Kujon, terkadang juga dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari pada musim kemarau.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Mudiyono, 71 tahun, Sesepuh desa, Dusun Parakan Desa Ngargogondo
Relasi Budaya
- Alat untuk menimba air di ladang; Kerekan