(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)
Narasi
Bulan Suro merupakan bulan yang keramat. Pada zaman dahulu sebagian masyarakat yang memiliki pusaka seperti keris, tombak, dan pusaka lainnya akan dijamasi/diwarangi atau dicuci, setelah itu dibuatkan selamatan berupa tumpeng robyong. Saat ini aktivitas tersebut kemungkinan masih ada namun tidak untuk khalayak umum. Untuk masyarakat umum akan mengadakan genduren bersama dengan warga satu dusun untuk memperingati tahun baru Suro. Selain itu sebagian masyarakat yang sudah sepuh juga ada yang berpuasa satu hari sebelum 1 Suro sampai malam 1 Suro dengan harapan untuk mendapatkan keselamatan, keberkahan dan rezeki kepada Allah SWT.
Kemudian menurut Mbah Sudal, bulan Suro atau Asyura merupakan bulan yang sangat mulia. Akan tetapi karena kemuliaan tersebut orang Jawa tidak berani untuk memulai pekerjaan. Pada bulan ini disunahkan untuk puasa pada hari Jum’at minggu pertama dan akan lebih afdol jika diapit hari sebelum dan sesudahnya. Antara tanggal 1 sampai tanggal 10 Suro merupakan hari yang istimewa, oleh karena itu masyarakat meng-adatkan dengan mengadakan suran yang berupa genduren wilujengan.
Tradisi Suran yang saat ini berlangsung untuk kalangan umum di Desa Giripurno dibagi menjadi beberapa kegiatan. Kegiatan yang pertama adalah pada malam 1 Suro, disetiap Masjid atau Mushola diadakan Sholat Sunnah Akhir Tahun sehabis Ashar dilanjutkan dengan dzikir dan doa-doa. Sehabis Sholat Maghrib akan diadakan Sholat Sunnah Awal Tahun yang dilanjutkan dengan doa dan dzikir. Kemudian kegiatan yang kedua adalah Suran yang berupa genduren oleh warga satu dusun di keenam dusun yang ada dengan waktu yang berbeda-beda.
Acara Suran di Desa Giripurno jaman dahulu cukup berbeda, hal tersebut karena Desa Giripurno menjadi tempat transit para pendaki yang akan menuju ke puncak Suroloyo. Tempat tersebut ada di Pasar Gayam dan Punthuk Miriombo Wetan. Dikedua tempat tersebut terdapat keramaian yang kemudian banyak pedagang dan sering juga diadakan pertunjukan kesenian.
Cakruk merupakan tempat yang menjadi tempat peristirahatan untuk orang yang akan menuju ke Samigaluh. Tempat Cakruk ini berlokasi di perbatasan Dusun Miriombo Wetan dan Dusun Onggosoro, Desa Giritengah. Sehari sebelum tanggal 1 Suro tempat tersebut telah ramai oleh pendaki yang beristirahat. Kemudian banyak pedagang yang berjualan di situ bahkan hingga para pedagang tersebut menjajakan daganganya di kebun bagian atas. Dagangan yang dijual antara lain; Gablok, Geblek, Pecel, Dawet, Baceman Tempe, dan lain-lain. Akan tetapi karena sekarang jalur menuju Suroloyo dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor tempat tersebut menjadi sepi.
Gambar
Narasumber
- Mbah Sudal, 68 tahun, Dusun Miriombo Wetan RT 02/RW02, Desa Giripurno