(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)
Narasi
Desa Tegalarum Pelatihan tari tradisi yang berada di Dusun Tegalwangi Desa Tegalarum Kecamatan Borobudur ini masih sangat hangat atau masih sangat baru. Dimana pengajar tari ini adalah seorang anak muda warga asli Dusun Tegalwangi bernama Sri Indah Suhartini (21 tahun) yang saat ini masih menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta. Ia menekuni dunia tari sejak kecil sampai sekarang. “Di era pandemi yang semuanya serba dirumah saja membuat aktivitas anak-anak hanya dihabiskan untuk bermain gadget, entah itu bermain aplikasi atau video game. Saya mempunyai inisiatif untuk menularkan hobi saya di bidang tari kepada anak-anak supaya mereka mereka dapat menggunakan waktu untuk hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat. Selain itu juga untuk menanamkan kecintaan sejak dini terhadap kebudayaan khususnya tari” ucap Indah. “Melalui latihan tari, mereka juga saling bersosialisasi dengan lingkungan, khususnya dengan teman-teman seumuran” tambahnya.
Antusias anak-anak
Anak-anak perempuan yang mengikuti pelatihan tari tradisi berjumlah 10 orang, dengan kisaran umur 7 – 15 tahun. Pada proses latihan, pengajar dan penari menemukan beberapa kendala atau kesulitan seperti tempat yang masih belum memadai serta sound system yang masih meminjam dari warga sekitar. Tetapi melihat antusias dan potensi yang dimiliki oleh anak anak, sampai saat ini hal itu bukan menjadi suatu permasalahan. Namun kedepannya, besar harapan fasilitas dapat terpenuhi dengan baik agar anak-anak semakin semangat dalam latihan.
Gaya Yogyakarta
Berkat semangat dan kegigihan anak-anak dalam latihan, membuat perangkat Desa Tegalarum meminta untuk mementaskan dalam acara tirakatan yang berlangsung di Balai Desa. Hal itu disambut gembira oleh anak anak yang mengikuti pelatihan. Tari tradisi tampil perdana pada acara malam tirakatan yang berlangsung pada tanggal 16 agustus 2021 pukul 20.00 WIB. Anak-anak perempuan Dusun Tegalwangi menampilkan sebuah tari klasik gaya Yogyakarta yaitu Tari Nawung Sekar. Nawung yang berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti menata juga mengumpulkan sementara sekar berarti bunga. Maka dari itu, tari Nawung Sekar dapat diartikan sebagai tari yang menggambarkan tentang gadis cilik yang cantik dan pandai menari, seperti bunga tertiup angin, dengan senyum anggunnya, melenggak-lenggok mengalun indah, gemulai seperti menata dan mengumpulkan bunga. “Sungguh sangat mengagumkan di usia mereka yang masih belia mampu menghafal satu jenis tarian dalam waktu latihan yang cukup singkat, hanya 3-4 kali pertemuan saja”, jelas Indah.
Cita-cita Sanggar
Indah berharap dukungan dari pihak terkait seperti orang tua/wali, masyarakat dan perangkat Desa agar semuanya dapat berjalan selaras seperti apa yang menjadi cita- cita pengajar serta anak-anak untuk dapat mendirikan sanggar yang ada di Desa Tegalarum. Besar harapan juga agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan keinginan untuk dapat mementaskan sebuah tarian yang melibatkan anak anak di sekitar lingkungannya dapat segera terpenuhi.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Sri Indah Suhartini, 21 tahun, mahasiswi, pelaku budaya, Dusun Tegalwangi Desa Tegalarum