(Narasi oleh Muhammad Ja’far Qoir dan Miftakhul Fauzi)

Narasi

Pada tanggal 17 agustus ada sebuah tradisi yaitu peringatan hari kemerdekaan Indonesia. Setiap tahunnya, masyarakat Indonesia mengadakan peringatan kemerdekaan di bulan Agustus. Bertepatan pada tanggal 17 Agustus, secara serentak melaksanakan upacara bendera untuk memperingati hari kemerdekaan RI.

Pada malam sebelumnya, yaitu tanggal 16 Agustus, ada tradisi masyarakat yang masih dilaksanakan sampai sekarang adalah Malam Tirakatan.

Berdasarkan penuturan Bapak Rismanto dari Dusun Gunden, Tirakat secara bahasa berasal dari bahasa arab, yaitu thoriqoh, yang berarti sebuah jalan. Hal ini dapat dimaknai sebagai sebuah usaha yang dilakukan untuk menuju jalan kepada Allah SWT. Menurut versi lain, tirakat berasal dari kata taroka, yang berarti meninggalkan. Ini berarti tirakat adalah meninggalkan segala sesuatu yang bersifat duniawi untuk menggapai tujuan ukhrawi. Pada intinya, tirakat adalah sebuah usaha seseorang dalam menahan hawa nafsu untuk mendekatkan diri pada ilahi.

Di Desa Karanganyar ada sebuah tradisi tirakatan di masing-masing dusun, biasanya tradisi tersebut dilaksanakan pada malam tanggal 17 agustus. Mulai dari anak-anak sampai orang tua mengikuti acara tirakatan tersebut.

Acara dimulai dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh sesepuh dusun dan dilanjutkan dengan acara makan bersama.

Doa tersebut ditujukan kepada para pejuang yang telah gugur agar diberi tempat yang baik disisi Tuhan ,dan diampuni segala dosa dosa selama hidupnya.

Dengan ini tirakatan dimaknai sebagai bentuk menghargai terhadap jasa para pahlawan serta rasa syukur atas kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia hingga saat ini masyarakat dapat hidup dengan aman dan damai.

hingga sekarang tirakatan sering diwarnai dengan makan besar, namun dengan tujuan bahwa apa yang dilakukan pejuang dahulu membuat anak cucu sekarang bahagia, dan hidup tentram, ditunjukan dengan kerukunan warga bersama sama membuat hidangan seperti tumpeng nasi kuning, makanan ringan bertema merah putih, atau makan ala pejuang, kemudian dimakan bersama sama juga dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Rismanto, dusun Gunden desa Karananyar

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...