Menolak Hujan dengan Sapu Lidi dan Bumbu dapur

(Narasi oleh  Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)

Narasi

Dalam tradisi adat jawa, setiap kali masyarakat ingin menggelar suatu acara seperti pesta, hajatan. Acara pasti akan diawali dengan acara ritual tradisi keselamatan dan kelancaran dalam menggelar acara tersebut. Ritual tradisi tersebut selain sebagai wujud keselamatan bagi yang punya hajat, sekaligus untuk penolak bala dan penolak hujan agar senantiasa acara pesta, upacara atau hajatan dapat berjalan lancar karena sejatinya meminta cuaca yang bagus dalam sebuah acara merupakan salah satu hal yang penting demi suksesnya acara yang diadakan.  Dengan cuaca yang bagus tidak adanya hujan selama acara maka berbagai kegiatan dapat berjalan secara maksimal, tamu tidak ada hambatan untuk berkunjung, terbebas dari banjir, apabila ada pagelaran hiburan seperti wayang, dll maka akan dihadiri penonton yang ramai.

Sapu Lidi

Simbah Bakir seorang sesepuh Desa Kebonsari menjelaskan ada beberapa cara menolak atau menyingkirkan hujan yang sering dilakukan oleh para sesepuh dan leluhur kita jaman dahulu, meskipun bukan seorang pawang hujan. Salah satunya adalah dengan cara mendirikan sapu lidi di tengah tanah lapang atau halaman sembari menancapkan berbagai macam bumbu dapur. Seperti halnya yang dilakukan Simbah Bakir warga masyarakat Desa Kebonsari  membudayakan tolak balik dengan cara menggunakan sapu lidi yang ditancapkan cabai, bawang merah bawang putih sebagai tolak balak hujan, beliau memasakan sapu tersebut di depan rumahnya pada saat beliau sedang menjemur padi. Cara ini konon sangat ampuh jika datang hujan dan angin yang kuat, setelah ditancapkan sapu lidi dan bumbu dapur maka lambat laun hujan dan angin akan reda dan berhenti.

Memindah hujan

Cabe dan bawang ini keduanya memiliki sifat pedas dan  panas, maka diharapkan hujan akan urung datang dan takut dengan hal tersebut. Sapu Lidi dipercayai sebagai pembersih, maka diharapkan mendung yang ada dilangit akan bersih dan awan akan kembali cerah. Sapu lidi yang ditancapkan bumbu dapur tersebut diletakan didepan rumah dengan posisi terbalik.  Ritual tolak balak hujan sejatinya bukan untuk menolak hujan yang sudah menjadi kodrat alam, melainkan memindahkan hujan. Karena meskipun kadang manusia tidak menginginkan hujan disaat-saat tertentu namun apabila hujan tidak ada maka kehidupan akan mengalami kekeringan. Oleh karena itu tujuan menolak hujan adalah untuk mengalihkan hujan ke tempat lain sementara waktu sampai padi yang dijemur kering.

 

Gambar

Narasumber

  • Simbah Bakir, sesepuh desa, desa Kebonsari

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...