(Narasi oleh Taufik Wahyono dan Abdul Majid)
Narasi
Saling Menghormati
Menjadi orang Jawa itu hanya pasrah tergantung keinginan Tuhan. Kita semua hanya tinggal menjalani hidup yang sudah ditakdirkan sebelum lahir, menjalani sesuai garis yang disiapkan Yang Maha Kuasa. Jangan sampai merasa hidup itu mengeluh, apalagi rasa kecewa dan sebal, lakukan saja apa yang sudah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan sesama, jangan sampai membuat rugi, apalagi mencelakai yang lain. Karena hidup itu bersama menjalani perintah dari yang memberi hidup, saling menghargai dan saling menghormati meskipun berbeda, namun kita semua sama tetap sama di mata Tuhan.
Berbakti
Seperti ada laki-laki dan perempuan, lalu perbedaan kulit, itu semua tidak perlu dipermasalahkan. Namun seharusnya bisa saling menyadari dari apa yang telah diberikan Tuhan. Jangan menjadi bingung apalagi menyesal, karena kita hanya bisa menerima perintah. Mungkin hidup kita semua itu hanya sebuah titah (perintah) melalui takdir. Kita hanya menjalankan titah sebagai bentuk berbakti terhadap-Nya, berbakti kepada yang memberi hidup, berbakti kepada yang hidup, dan sesamanya.
Sangkan paraning dumadi
Hubungan tersebut seperti sesuai dengan tuntunan sejati itu yang pertama, kawruh sangkan paraning dumadi. Kita dulu tidak ada kemudian jadi ada, lalu bagaimana prosesnya kembali jadi tidak ada, itu yang dimaksud sangkan paraning dumadi. Kita semua sebelum ada itu bermula dari perut orang tua tanpa sadar, saat lahir pun tidak tahu lahirnya seperti apa dan bagaimana prosesnya, apalagi nanti saat meninggal. Tentang keberadaan, kita semua belum paham, selama menjalani hidup tidak bisa menentukan nantinya akan masuk ke neraka atau surga, itu semua hanya tergantung oleh keputusan Gusti. Yang bahkan kita semua yang masih hidup ini hanya menjalankan tuntunan proses Manunggaling Kawula Gusti (mendekatkan diri kepada Tuhan).
Manunggaling Kawula Gusti
Jika kita semua di manapun dan kapanpun dapat lebih mendekatkan melalui jalan yang diberikan oleh Tuhan, maka melalui jiwa dan perilaku yang dilakukan akan memberikan rasa sayang karena sifat Tuhan Yang Maha Welas lan Asih, sehingga manusia yang dekat diliputi oleh perasaan welas dan asih itu. Jadi Manunggaling Gusti itu bukan soal apa atau siapa, tapi tentang tindakan kebaikan yang dilakukan selama hidup. Menjaga diri sendiri dalam diri sendiri baik perilaku, kesehatan, dan keselamatan termasuk kecukupan hidup yang perlu dipertahankan. Selain itu, kita sebagai masyarakat Jawa harus dapat saling menghargai, seperti titah di awal bahwa kita semua adalah bagian dari penciptaan dunia. Badan kita semua berasal dari sari kehidupan manusia melalui proses orang tua, hal itu yang membuat kita disebut bagian penciptaan dunia. Seperti diketahui jika kita memiliki indra pada tubuh yang menjadi anugerah untuk menjalani hidup hingga meninggal yang pada akhirnya akan kembali kepada Tuhan. Kejawen itu bukan hanya suatu kebudayaan, namun sebagai tuntunan dalam mendekatkan kepada Tuhan.
Gambar
Narasumber
- Mbah Kamidjan, 62 tahun, Dusun Onggosoro, Desa Giritengah