(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)
Narasi
Bakpia adalah makanan tradisional berupa kue yang di dalamnya terdapat berbagai macam isian, di antaranya kacang hijau dan coklat. Bentuknya yang kecil serta rasanya yang manis dan gurih memberikan cita rasa yang khas pada makanan satu ini. Tidak heran apabila makanan ini sangat terkenal dan digemari masyarakat luas.
Menurut informasi dari berbagai sumber, bakpia merupakan modifikasi makanan dari Cina, yang biasa disebut dengan kue isi daging. Seiring berjalannya waktu, bakpia kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan selera masyarakat. Bakpia yang awalnya merupakan kue isi daging, berubah menjadi kue dengan isi kacang hijau.
Di Desa Sambeng sendiri, tepatnya di Dusun Sambeng 2, dapat dijumpai rumah produksi bakpia. Bakpia Dusun Sambeng 2 diproduksi oleh Bapak Angga. Keunikan dari bakpia produksi Bapak Angga ialah campuran isiannya yang memanfaatkan potensi yang ada di Desa Sambeng, durian salah satunya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bakpia terdiri atas bahan kulit dan bahan isian. Bahan kulit terdiri atas tepung terigu protein rendah sebanyak 250gram, tepung terigu protein sedang 50 gram, gula halus sebanyak 750 gram, margarin (cairkan) 100 gram, dan air dingin sebanyak 100 mililiter. Bahan utama isian bakpia yang dibuat oleh Bapak Angga adalah daging buah durian. Komposisinya adalah 125 gram daging buah durian yang telalah dikupas kemudian dikukus, 375 mililiter santan,125 gram gula pasir,1/8 sendok teh garam. Adapun bahan untuk olesannya adalah 2 butir kuning telur dengan 1 sendok teh minyak goreng.
Hasil produksi bakpia Bapak Angga biasa dipasarkan di pasar yang dekat dengan Desa Sambeng, yaitu Pasar Jagalan Kalibawang Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut penuturan Bapak Angga, bakpia yang diprosduksiya selalu laris-manis.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Angga Setiawan, Pembuat Bakpia desa Sambeng