(Narasi oleh Muhammad Ja’far Qoir dan Miftakhul Fauzi)

Narasi

Bubur Sayur Menang Roso adalah bubur khas dari Dusun Klipoh dengan resep dan rasa turun temurun. Rasa gurih yang tidak berubah dari awal generasi hingga saat ini yang membuat bubur menang roso masih bertahan dan terus bertahan hingga saat ini. Penikmat Bubur Menang Roso ini tidak hanya dari warga Dusun Klipoh saja tetapi juga tetangga desa yang rela jauh-jauh ke Dusun Klipoh untuk membeli dan menikmati Bubur Sayur ini sebagai sarapan pagi. Selain rasa gurih dan perpaduan dengan sayur tahu yang pedas dan nikmat perpaduan rasa yang pas dan disantap dengan lauk tempe goreng dan tahu susur. Hal yang membuat berbeda juga dari Bubur Menang Roso dan bubur lainnya adalah ketahanan bubur tidak mencair hingga malam hari.  Dengan waktu kurang lebih 1 jam mengaduk dengan api sedang dan cara masak dengan tungku akan menciptakan rasa dan ketahanan yang lama pada bubur. Maka dari itu Bubur Sayur ini dinamakan dengan Bubur Sayur Menang Roso yang artinya rasa tidak terkalahkan.

Ibu Lasimah penjual dari Bubur Menang Roso yang berusia 50 tahun, merupakan warga asli Dusun Klipoh. Ibu Lasimah menjual Bubur Menang Roso sejak tahun 1997. Saat ini beliau memiliki satu anak perempuan dan 2 cucu, yang kemungkinan nantinya akan melanjutkannya untuk menjual Bubur Menang Roso. Bahan yang digunakan untuk membuat bubur ini diantaranya, beras khusus, santan, garam, daun salam. Alat yang digunakan untuk membuat bubur ini dulunya menggunakan kuali tetapi untuk saat ini sudah beralih menggunakan keleng. Walau berbeda alat dari zaman dahulu tetapi tidak menghilangkan cita rasa pada bubur yang diciptakan.  Ibu Lasimah sebagai penjual bubur hanya menjual buburnya di depan rumah saja. Biasanya warung buka pada jam 5 pagi dan akan habis pada jam 7 pagi

Dahulu bubur sayur dijual dengan harga Rp 2000.- tetapi seiring dengan berjalannya waktu Bubur Sayur Menang Roso saat ini dijual dengan harga Rp 1000.-  atau sesuai permintaan dari pelanggan mengingat penjualan kita berada pada tingkat desa dimana harga tidak bisa terpatok. Bubur Sayur Menang Roso biasanya dapat menjual hingga 3 kg setiap harinya. Akan tetapi karena adanya pandemi saat ini pelanggan menjadi berkurang dan hanya menjual sekitar 1 kg sampai 1,5 kg setiap harinya. Dari dulu hingga saat ini bungkus bubur juga masih menggunakan daun pisang Klutuk. Biasanya dalam sekali penjualan menghabiskan dua ikat lipatan daun. Untuk daun didapat melalui para tetangga yang memiliki kebun disekitarnya. Satu ikat lipatan daun biasanya dijual dengan harga Rp.2000.- (th 2021) Dalam menjual Bubur Sayur, Ibu Lasimah juga membantu tetangga untuk bisa menjalankan roda ekonomi mereka dengan membeli bahan bahan di sekitarnya.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Ibu Lasimah, 50 tahun, penjual bubur, dusun Klipoh desa Karanganyar

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...