(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek)
Narasi
Gendurenan adalah salah satu tradisi yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Desa Majaksingi. Tradisi ini digelar pada waktu-waktu tertentu, yaitu hari ke-40, hari ke-100, Mendak Pertama atau 1 tahun meninggal, Mendak Kedua yaitu 2 tahun meninggal, dan yang terakhir adalah pada hari ke-1000. Tujuan dilakukannya genduren ini, tepatnya adalah untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Pada dasarnya, mendoakan orang yang telah meninggal dapat dilakukan kapan saja. Namun, sebagai orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat dengan tradisi genduren yang sudah dilakukan sejak dulu, alangkah baiknya untuk melakukan hal serupa.
Tidak ada syarat khusus untuk melakukan genduren. Keluarga yang ingin mengirim doa kepada anggota keluarganya yang telah meninggal dunia akan mengundang tetangga sekitar. Sebagai tanda terima kasih, keluarga yang sedang gendurenan akan memberikan bingkisan kepada tetangga yang menyempatkan waktunya untuk datang dan mendoakan si meninggal. Bingkisan ini disebut dengan cetingan. Centingan atau berkatan biasanya berisi makanan yang telah dimasak. Bagi masyarakat yang masih memegang adat istiadat Jawa dengan kuat, centingan berisi makanan yang dimasak merupakan hal yang penting. Orang yang didoakan dapat turut menikmati centingan apabila makanan yang dibagikan telah dimasak terlebih dahulu. Sebaliknya, centingan yang berisi makanan mentah tidak dapat dimakan atau dinikmati oleh orang yang telah meninggal tersebut. Saat ini, masyarakat sudah tidak lagi mengikuti tata cara tersebut sepenuhnya. Banyak masyarakat yang mengisi centingan dengan ragam bahan makanan atau makanan mentahan, alih-alih masakan. Misalnya, seperempat kilogram beras, seperempat kilogram gula pasir, dua biji telur, dan dua bungkus mie instan.
Menurut tradisi, hidangan yang harus disajikan dalam genduren terdiri atas ayam kampung yang dimasak jawa atau ingkung, lentho, peyek, dan membuat pungkur. Mbak Mus adalah salah satu warga yang sering dimintai tolong untuk menyiapkan bahan masakan yang nantinya akan disajikan dalam genduren. Tidak jarang, keluarga yang akan menggelar genduren memasrahkan pembelian bahan-bahan masakan dan umbo rampe yang akan disajkan dalam acara kepada mbak Mus. Selanjutnya, mbak Mus-lah yang akan membeli semua kebutuhan bahan masakan sesuai dengan jumlah tamu yang disampaikan oleh keluarga yang bersangkutan.
Gambar
Narasumber
- Mbak Mus, pembuat masakan genduren, Desa Majaksingi