(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)
Narasi
Irah-irahan dibuat menggunakan bahan plat dengan bantuan alat palu. Pembuatan irah-irahan dilakukan secara manual dengan memukul plat menggunakan palu di atas media tanah atau pasir. Pembentukan desain bentuk dilakukan secara langsung saat pembuatan dengan melakukan perkiraan seperti apa bentuk dari binatang yang akan dibuat irah-irahan. Dalam pembuatannya tidak memerlukan desain apapun. Proses tersulit dalam pembuatan irah-irahan yaitu memunculkan agar irah-irahan menjalani hidup dalam artian memiliki aura ketika dilihat atau dipandang oleh siapapun.
Setelah bentuk dianggap sudah sesuai akan dilanjutkan pada tahap pengecatan dan tahap pemberian rambut yang terbuat dari rafia. Irah-irahan ini biasanya disimbolkan sebagai Raja Hutan dalam sebuah pertunjukan seni.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Ali Ahmad, 42 tahun, dusun Gedongan desa Wanurejo