(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)

Narasi

Terhubung Suroloyo

Kali Nampan adalah salah satu tempat sakral yang terletak di Dusun Nampan. Dulu, Kali Nampan ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari seperti mandi, mencuci baju, dan keperluan lain yang berhubungan dengan air. Kali Nampan ini disakralkan oleh masyarakat karena dipercaya sumber mata airnya terhubung dengan sendang yang ada di Puncak Suroloyo di perbukitan Menoreh. Menurut cerita yang beredar, ada kerajaan ghaib yang menjaga kali tersebut dan terhubung oleh sendang yang ada di Kerajaan Menoreh di Puncak Suroloyo. Tokoh yang terkenal di sana adalah Raden Joyo, Raden Slamet, Wisnu Broto, Nyi Sutinah. Mereka adalah keluarga dari Kerajaan Menoreh yang diutus untuk menjaga Kali Nampan tersebut.

Pantangan

Ada mitos yang berkembang di masyarakat bahwa masyarakat dilarang memasukkan anggota tubuhnya ke dalam air kecuali tangan. Karena  pernah suatu hari ada seseorang yang tidak sengaja memasukkan kakinya ke dalam air, sepulang dari sana orang tersebut tidak sadarkan diri atau sering disebut dengan kesurupan. Cara menyembuhkannya biasanya dengan cara mandi di air Kali Nampan tersebut dan kaki yang dimasukkan ke air tadi diusap dan didoakan. Setelah sadar, pihak keluarga diminta untuk melemparkan koin ke dalam air tujuannya sebagai simbolis untuk menghormati penunggu kali tersebut.

Sesaji Jathilan

Setiap ada hajatan Jathilan Turonggo Mudo, ada tradisi untuk menaruh sesajen di Kali Nampan untuk memanggil penunggunya dengan tujuan meminta izin dan menginformasikan ke Kerajaan Menoreh bahwa akan ada hajatan Turonggo Mudo. Namun seiring berjalannya waktu, mitos dan larangan itu semakin hilang. Dan dikabarkan pula penunggu yang diutus untuk menunggu Kali Nampan itu sudah kembali lagi ke Kerajaan Menoreh.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Mbah Mulyadi, 70 Tahun, Sesepuh desa, Dusun Nampan Desa Tanjungsari

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...