(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)
Narasi
Turongo Mudo adalah kesenian jathilan atau sering dikenal sebagai jaran kepang. Padepokannya terletak di Dusun Nampan, yang diketuai oleh Bapak Rokani. Awal mula kesenian jathilan ini dibentuk oleh Bapak Mupangat dan teman-temannya dengan mendatangkan guru seni dari desa Klodran. Sampai saat ini, kesenian tersebut bertahan hingga generasi ke lima.
Tradisi yang dilakukan pada saat akan menampilkan kesenian tersebut adalah dengan melakukan ziarah ke Makam Kyai Nompo yang bertujuan agar nantinya pada saat pementasaan diberikan kelancaran dan keselamatan dan juga memberikan sesajen ke kali Nampan untuk menghormati arwah penunggu di sana dan juga di pegunungan Menoreh yang biasanya dilakukan dengan membakar kemenyan atau dupa, untuk gamelannya sendiri diusap dengan kain yang di celupkan ke air bunga tujuh rupa serta jaran kepangnya juga dimandikan air tersebut.
Pada saat pementasan terkadang ada beberapa pemain atau penari yang tidak sadarkan diri atau kesurupan sehingga disediakan kembang setaman dan makanan tertentu seperti buah-buahan dan kemenyan. Untuk mengobatinya dengan cara mencairkan tembang kidung sruni dan mendekatkan pemain atau penari yang kesurupan tersebut ke jaran kepang yang dipakai sebelumnya dengan tujuan arwah yang merasukinya keluar dari badan dan masuk ke jaran kepang tersebut.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Mulyadi, 70 Tahun, Sesepuh desa, Dusun Nampan Desa Tanjungsari