(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)
Narasi
Sentra tahu
Ibu Sulasih (58 tahun), warga Dusun Nampan, Desa Tanjungsari ini adalah seorang pembuat keripik dari ampas kedelai. Sebagai orangtua tunggal beranak dua, Ibu Sulasih memproduksi keripik ampas tahu ini sebagai salah satu mata pencahariannya. Beliau memanfaatkan bahan baku yang ada dari tetangga yang seorang produsen tahu dengan membeli ampas kedelai seharga Rp 10000/ember. Desa Tanjungsari sendiri memang dikenal luas sebagai penghasil tahu di Kecamatan Borobudur.
Ampas tahu
Bahan baku yang sudah di dapatkan kemudian dihilangkan kadar airnya dengan cara pengepresan menggunakan papan kayu dan ditindih dengan batu besar selama satu hari satu malam. Ampas yang sudah hilang kadar airnya kemudian disiram dengan air mendidih yang bertujuan menghilangkan kadar bau kedelai. Setelah itu ampas akan dicampur dengan tepung tapioka dengan takaran dua banding satu, yaitu dua kilogram ampas kedelai dicampur satu kilo tepung tapioka, setelahnya bahan-bahan tersebut tercampur rata kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik.
Tempe gembus
Bahan bahan yang sudah dimasukan tadi akan menjadi tempe ampas kedelai atau disebut juga tempe gembus. Untuk menjadi tempe ini perlu berproses setikdaknya selama satu malam. Kemudian tempe ampas kedelai dipotong menjadi beberapa potongan tipis yang siap untuk digoreng menjadi keripik. Keripik yang dihasilkan beliau ada beberapa varian rasa yaitu balado original jagung dan lain-laina. Varian rasa yang dimiliki tersebut juga buatan Ibu Sulasih. Keripik yang sudah jadi biasanya diambil tengkulak dan ada juga yang dititipkan di warung-warung.
Gambar
Lokasi
map