(oleh Mifti Anjani dan Erwanudin)

Narasi

Pada waktu siang hari kira-kira pukul 11, saya datang ke rumah Pak Suroto untuk saya jadikan sebagai narasumber kesenian kethoprak. Pak Suroto adalah salah seorang tokoh kesenian dan ketua kesenian kethoprak di Desa Kenalan. Setelah saya sampai ke rumahnya, saya langsung mengetuk pintu “Kulonuwun, Pak” (Permisi, Pak). “Ngih mangga” (Ya silahkan) keluar seorang ibu. Saya lalu bertanya “Pak Suroto ting ndalem mboten Bu?” (Pak Suroto dirumah tidak Bu?). Beliau menjawab “Mboten ting griyo mas, nak yah ngeten niki sik ngarit mas” (Tidak ada di rumah mas, kalau siang begini sedang mencari rumput). Saya bertanya lagi “Kinten-kinten kundur jam pinten, Bu?” (Kira-kira pulang jam berapa, Bu?). Beliau menjawab “Paling sore mas, wong Pak Suroto ngarit damen ting sawah” (Mungkin sore mas, Pak Suroto mencari daun pari di sawah). Lalu Si  Ibu memberi tahu saya “Nak sampean arep ketemu Pak Suroto mangkih sonten mawon mriki malih, nak sonten Pak Suroto mesti ting griyo” (Kalau mau ketemu Pak Suroto nanti sore hari kesini lagi, kalau sore Pak Suroto pasti di rumah). Sore hari saya kembali datang ke rumah Pak Suroto dan beliau sudah berada di rumah. Setelah itu saya dipersilahkan masuk “Mangga mas mlebet” (Silahkan mas masuk). Kemudian saya mengutarakan maksud tujuan datang ke rumah Pak Suroto untuk mengetahui tentang kesenian kethoprak. Setelah beberapa saat akhirnya beliau bercerita tentang kesenian Kethoprak yang saya tanyakan.

Kethoprak menurut Pak Suroto adalah sebuah pagelaran atau pentas kesenian yang bisa ditonton dan menjadi tuntunan bagi warga masyarakat yang menonton kesenian tersebut. Menurut beliau dalam pentas kesenian kethoprak terdapat cerita kebaikan dan keburukan, jika cerita itu berisi kebaikan maka ambilah makna dari cerita kebaikan tersebut. Sedangkan sebaliknya ketika cerita itu ada keburukan, maka buanglah sisi keburukan itu. Alur cerita kesenian kethoprak, biasanya menceritakan kerajaan-kerajaan atau tokoh-tokoh legenda dalam tradisi Jawa.

Awal mula Pak Suroto membentuk sebuah kesenian kethoprak bermula dari arahan Mbah Narto. Setelah itu Pak Suroto mengajak teman-teman yang suka akan kesenian tradisional. Hingga pada tahun 1990 terbentuklah sebuah kelompok kesenian kethoprak yang bernama Siswo Budoyo. Akan tetapi, pada awal perjalanan dari kelompok kesenian kethoprak tersebut banyak menemui permasalahan yang datang silih berganti dan menghambat berkembangnya kelompok. Meski demikian berbagai permasalahan rupanya tidak membuat Pak Suroto dan teman-temannya pantang menyerah untuk menjalankan kesenian kethoprak di Desa Kenalan. Setelah menemukan solusi dari permasalahan tersebut maka mereka melakukan latihan rutin di rumah Pak Suroto setiap satu minggu sekali. Seiring berjalannya waktu kelompok kesenian kethoprak Siswo Budoyo mulai dikenal dan sering pentas dalam berbagai acara, seperti saparan desa atau acara hajatan pernikahan. Sebelum kelompok kesenian kethoprak pentas, biasanya terdapat doa atau ritual menurut keyakinan masing-masing anggota dengan tujuan untuk memberikan keselamatan bagi seluruh personel dan menjauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan,

Gambar

Narasumber

  • Pak Suroto, 60 tahun, pelaku budaya dusun Kemloko I desa Kenalan

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...