(Narasi oleh Taufik Wahyono dan Abdul Majid)
Narasi
Pada setiap Bulan Suro dan Mulud, masyarakat Desa Giritengah, khususnya Dusun Gedangsambu mengadakan kegiatan Nawu Sendang atau bersih-bersih di Sendang Suruh. Bukan tanpa alasan, sendang yang terletak di dalam Alas Dusun Nduren ini merupakan tempat yang dianggap wingit oleh masyarakat. Mereka meyakini tempat ini sebagai tempat singgah Pangeran Diponegoro (Raden Ontowiryo) beserta para pengikutnya, diantaranya adalah Nyai Ageng Serang dan Tumenggung Malang Duryo pada saat perang Gerilya melawan penjajah.
Menurut Mbah Kasto Ikromo (95 tahun), Alas Dusun Nduren dipilih sebagai tempat persinggahan Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya karena hutannya sangat lebat sehingga dapat mengelabuhi para penjajah untuk masuk lebih ke hutan lebih dalam. Selain itu, Kyai Sendang Suruh penunggu di Alas Dusun Nduren tidak suka dengan kedatangan orang yang punya niat jahat sehingga sampai sekarang pun masyarakat juga tidak berani mengumpat atau berkata kasar ketika masuk ke hutan ini karena takut kuwalat. Lebih lanjut Mbah Kasto menasehati jika masuk ke hutan ini untuk selalu menjaga niat, sikap, maupun ucapan yang baik agar diberi keselamatan.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Kasto Ikromo, 95 tahun, Sesepuh desa, Dusun Gedangsambu, Desa Giritengah