(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek)
Narasi
Terdapat sebuah tradisi di Desa Majaksingi yang disebut dengan ngedun-dunke bayi. Dalam tradisi ini, bayi yang sama sekali belum pernah turun ke tanah namun sudah mulai besar serta bisa merangkak dan sedang belajar merangkak akan diturunkan ke tanah. Di desa kami tradisi ini disebut tradisi ngedun-dunke bayi.
Menurut Mbak Ani (35 tahun), seorang ibu yang baru saja melakukan tradisi tersebut, tradisi ngedun-dunke bayi dilakukan dengan mendudukan bayi di tanah lalu dikurung di dalam kurungan ayam. Setelah itu kurungan dibuka dan dibiarkan merangkak sendiri menuju berbagai barang yang harus dipilih oleh bayi. Dikatakan barang yang dipilih oleh bayi, akan menggambarkan tujuan masa depannya. Seperti jika memilih uang, bayi akan menjadi pekerja keras dan pintar dalam mencari uang. Kemudian ketika bayi memilih Al-Quran maka akan selalu berpegang teguh dengan ajaran agama Islam. Lalu jika mengambil buku atau pensil diharapkan akan menjadi orang yang rajin belajar dan pandai.
Gambar
Narasumber
- Mbak Ani, 35 tahun, pelaku budaya, Desa Majaksingi