(Narasi oleh Taufik Wahyono dan Abdul Majid)
Narasi
Pencak silat merupakan salah satu seni beladiri tradisional nusantara, biasanya setiap daerah memiliki aliran seni beladiri yang khas salah satunya adalah Silat Jawa. Di Dusun Gedangsambu Desa Giritengah, terdapat pencak silat jawa yang sejak dulu dilakukan oleh sebagian masyarakat yang menyukai seni beladiri tersebut. Mbah Waliyono (45 tahun), merupakan salah satu orang yang telah mengusai teknik dan gerakan pencak silat jawa. Dahulu ia mempelajari pencak tersebut dari guru spiritualnya pada diera 2000-an. Gerakan pencak silat ini kebanyakan diambil dari gerakan hewan diantaranya meniru gerakan monyet, gerakan hariamau, ataupun gerakan ular. Manfaat yang bisa didapat dari seni bela diri pencak silat jawa diantaranya adapat melatih mental, melatih, konsentrasi, melatih kewaspadaan, melatih kepekaan, mengendalikan emosi, kedisiplinan, menambah pengetahuan, menjaga kesehatan jasmani dan rohani pesilatnya.
Bagi yang mempelajari ataupun yang sudah menguasai seni bela diri pencak silat, ada pantangan yang harus dijauhi yakni mo limo (5 perkara) yakni Madat, yang artinya tidak diperbolehkan mengisap candu atau penggunaan obat-obatan terlarang, terutama yang dilarang oleh ajaran agama dan menyalahi aturan undang-undang. Madon, artinya tidak diperbolehkan bermain perempuan, madon adalah istilah untuk wanita yaitu wadon, sedangkan penambahan m di depan memberikan arti bermain. oleh karena itu di artikan bermain perempuan, dan hal ini yang wajib dihindari oleh para lelaki. Namun demikian sekarang ini bukan hanya kaum pria yang bermain wanita. Mabok atau minum, artinya tidak boleh minum minuman keras atau hal yang memabukkan, karena mabuk juga sangat dilarang oleh agama dan bisa menjadikan rusaknya akhlak dan hancurnya kehidupan berumah tangga. Maling, artinya tidak boleh mencuri, mengambil barang yang bukan haknya, perbuatan ini sangat tidak disukai oleh Allah SWT, dilarang dalam agama dan undang-undang negara. Terakhir adalah main, main diistilahkan dengan bermain judi, dalam bentuk apapun. Main juga merupakan perbuatan hina yang menyimpang dari ajaran agama.
“Oleh nanging ora oleh. Oleh nyinau ilmu kanuragan ananging ora oleh kanggo neko-neko,” tutur akhir cerita Mbah Waliyono mengenai pencak silat jawa.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Waliyono, 45 tahun, Pelaku budaya, Gedangsambu RT 05/RW 01, Desa Giritengah