(Narasi oleh Alia Noviardita)
Narasi
Menurut cerita Mbah Marini, umur 65 tahun, pada zaman dulu kegiatan mandi, mencuci, buang air masih di sungai, karena belum ada kran atau bak mandi seperti saat ini. Salah satu alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah padasan. Padasan adalah alat untuk menyimpan air yang digunakan untuk berwudhu atau membersihkan tangan dan kaki yang terbuat dari tanah liat. Air yang diisi pada zaman dulu diambil dari tuk atau mata air. Mbah Marini adalah salah warga Bigaran yang masih menyimpan dan menggunakan padasan sampai saat ini. Padasan milik mbah Marini ini dibeli dari tukang keliling padasan sekitar tahun 1980.
Padasan milik Mbah Marini diletakkan di belakang rumahnya. Dibagian bawahnya diberi umpak untuk meletakkan padasan. Dibagian atas padasan ditutup dengan kayu atau tutup panci atau lainnya. Kemudian di bagian lubang bawahnya diberi potongan kayu untuk menutup lubang padasan. Saat akan digunakan penutup lubang bisa dibuka sehingga air akan mengalir dan bisa digunakan untuk berwudhu.
Gambar
- teknologi tradisional padasan untuk menyimpan dan mengatur air – Desa Bigaran Borobudur
Relasi Budaya
Narasumber
- Ibu Siti Munasih, Desa Bigaran
- Bapak Suwaji, 63 tahun, Sesepuh Desa ; Jaman dulu genthon tidak hanya untuk menyimpan air, tetapi juga menyimpan gabah agar aman dati tikus
- Mbah Marini, 65 tahun, Sesepuh Desa; Padasan dahulu lekat dengan aktivitas mandi, mencuci sampai dengan berwudlu.