(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)
Narasi
“Nek nggo ani-ani, gagange dikethok mboko siji, ora kabeh kekethok. Iso milih pari sik wis kuning”, ujar Mbah Waginem (65 tahun), warga Dusun Nampan RT 01/RW 02, Desa Tanjungsari.
Ani-ani adalah pisau kecil yang dipakai untuk memanen padi yang terbuat dari bambu untuk gagangnya dan kayu untuk menempelkan pisau kecil. Dulu, beliau membelinya di Pasar Borobudur, namun sekarang sudah tidak tahu lagi di mana membelinya karena tergantikan dengan peralatan lain untuk memanen. Selain untuk memanen padi, ani-ani juga dapat digunakan untuk memetik sayur-sayuran seperti bayam atau kangkung. Mbah Waginem menyayangkan ketika banyak yang sudah tidak menggunakan ani-ani, menurut beliau panen menggunakan ani-ani bisa memilah mana padi yang sudah menguning atau layak petik dengan yang belum, namun beliau juga menyadari bahwa menggunakan ani-ani membutuhkan waktu yang lama dan tidak efisien waktu.
Gambar
Narasumber
- Mbah Waginem, 65 tahun, Sesepuh desa, Pemerhati budaya, Dusun Nampan Desa Tanjungsari.