Perayaan Malam 10 Muharram
(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)
Narasi
Suara motor terdengar dari luar rumah, saya bergerak cepat untuk membuka pintu. Ternyata, Mas Ardi yang sedang melepaskan helmnya, tak begitu lama disusul Pak Eko yang baru tiba dengan motornya. Sejenak kami masuk dan ngobrol santai di rumah. Waktu menunjukan pukul 18.30 WIB, kami bergegas untuk pergi menuju kediaman Bapak Kadus menghadiri acara malam 10 Muharram. Tibanya di rumah Bapak Kadus, sudah ramai sekali warga yang duduk bersila rapi di depan teras dan dalam rumah, seketika itu kami langsung bergerak menyapa warga dan mencari posisi duduk yang nyaman. Alangkah sulit mencari tempat duduk, akhirnya ada sedikit ruang di depan pintu masuk dan disanalah saya berdiam untuk sejenak menarik nafas dengan lega.
Ayam Ingkung
Dari ujung pintu mata ini fokus melihat ingkung ayam dan sego tumpeng yang ada di dalam rumah. Ayam Ingkung merupakan ayam utuh yang dimasak dan selalu di sandingkan dengan nasi tumpeng. Acara akhirnya dimulai dengan sambutan dari Pak Kadus yang dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh ulama di dusun. Setelah doa selesai dipanjatkan, iba-tiba keluar satu persatu bungkusan besar, berat yang digapai dengan dua tangan, ternyata ini makanan yang dibawa oleh beberapa warga untuk dimakan bersama setelah pembacaan doa.
Dengan rasa nikmat kami mulai memakan beberapa sayur tahu, kentang, mie, dan daging ingkung yang ditemani dengan hangat dan manisnya air teh tubruk. Selesai makan bersama, satu persatu warga mulai beranjak dari duduknya dan pulang.
Doa bersama
Doa Malam 10 Muharram
Dalam sebuah perayaan apapun akan ada waktu dimana semua terdiam dan termenung dengan menundukan kepala. Itulah waktu rangkaian doa, sebagai ungkapan sebuah penghormatan dan penghambaan kepada Tuhan YME. Perayaan malam 10 Muharram di kediaman Pak Kadus Tingal Kulon dilakukan dengan rangkaian acara yaitu pembukaan, pembacaan doa, dan makan bersama.
Pembacaan doa merupakan kegiatan yang sakral dalam perayaan ini. Panjatan Doa dipimpin oleh mbah kaum dengan bahasa jawa dan dilanjutkan dengan bacaan dalam ayat-ayat suci Al Quran. Berikut beberapa kutipan doa yang dipanjatkan,
“Wonten ing titiwanci dalu punika kita warga masyarakat dusun Tingal Kilen kanthi sareng sareng samio rawuh kempal wonten ing dalemipun Bapak Kadus menika ugi ngasta kewilujengan sae menika awujud arta, sae menika awujud dedaharan sedaya kala wau kanti keniatan sae keniatan kita kagem masyarakat dusun tingal kilen ingkang intinipun kangge keniatan merti dusun utawi sedekahan.”
Kutipan tersebut menyampaikan bahwa dalam kegiatan malam ini di Dusun Tingal Kulon bertujuan untuk melakukan niat merti dusun atau sedekahan.
“…. wulan muharram menika wulan ingkang agung, wulan ingkang mulyo….”
Disampaikan bahwa bulan Muharram merupakan bulan yang penuh agung dan bulan penuh mulia.
“….saenggo ing ndalu punika kleres wonten ing malam tanggal 10 suro mugi-mugi kito panjenengan sedaya menika, kabebasaken menika, menang ngelawan Corona menika, saenggo kito panjenengan sedaya masyarakat dusun tingal kulon khususipun menika enggal-enggal bebas saking penyakit corona menika, ugi sedaya menika kanti nyuwun ridhanipun Allah SWT saenggo kito warga masyarakat tingal kulon khususipun tansah pinanggih wilujeng tentrem ayem bagas waras lahir lan dadosipun sehat fikir nipun, jasmani nipun, sedaya kanthi nyuwun ridhanipun Allah swt..”
Doa yang dipanjatkan untuk meminta perlindungan dari bahaya Virus Corona sehingga masyarakat akan hidup dengan tentram lahir dan batin sehingga terjaga fikirannya dan jasamninya dengan selalu meminta ridha kepada Allah SWT.
“…ateges mulai wulan muharram menika kito lumebet wontening tahun ingkang enggal ateges tahun tahun ingkang sampun kita tindakaken kita tilarakaen lan kita panjenengan sedaya lumebet wonten ing lembaran ingkang enggal…”
Kutipan ini menyampaikan kepada seluruh warga bahwa dalam bulan muharram kita masuk kedalam bulan yang baru lagi, sehingga kita harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi daripada tahun sebelumnya.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Suparjo, 55 tahun, Kadus Tingal Kulon desa Wanurejo