Pitutur Bambu Borobudur
QR Code

Beranda | Pitutur Bambu Borobudur 2022 | Lorong Jataka |Ruru Jataka; Rusa emas berhati emas

Rusa Ruru, berhati emas

Daftar isi

Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll
Digambarrkan dalam cerita Jataka 'Rusa Ruru' ini muncul juga hewan hewan hutan lainnya seperti gajah, banteng, babi hutan, merak, ungggas, dll

Lorong masuk Pitutur Bambu Borobudur ini terinspirasi dari relief Jataka di candi Borobudur. Dalam relief jataka, berisi ukiran fabel (cerita dengan hewan sebagai penokohannya) yang menggambarkan kehidupan Sidharta Gautama dalam wujud tokoh hewan dengan perwatakan adiluhung yang dapat dijadikan teladan bagi setiap orang. Cerita tersebut memang syarat dengan kandungan makna dan nilai-nilai moral.
Dalam kisah Jataka 'Rusa Ruru' ini, hewan yang ditampilkan di lorong Jataka adalah Rusa, Gajah, Banteng, Babi hutan, Merak, Unggas, dll. Berikut di bawah ini kisah yang disadur dari Buku JĀTAKA;

Relief Borobudur
JATAKA
CERITA KELAHIRAN LAMPAU BUDDHA
Penulis & Fotografer : Anandajoti Bhikku

Ruru Jataka,
Rusa emas berhati emas

(Sumber: Bhikkhu, Jātaka. Cerita Kelahiran Lampau Buddha, 14: 2020)

Relief cerita Jataka 'Rusa Ruru' ada di Lantai 1 dinding luar, deret atas, sisi selatan (Lihat di diagram)

Suatu ketika Bodhisattwa terlahir sebagai rusa yang bernama ruru. Tubuhnya dihiasi bulu lembut berwarna emas. Matanya biru bening bagai safir. Tanduk dan kukunya berkilau bak permata. Dengan demikian ruru sadar bahwa tubuhnya yang indah akan menarik perhatian manusia untuk memburunya. Karenanya ia memilih tinggal jauh kedalam hutan, menghindari dari keberadaan manusia.

Ruru juga punya kelembutan hati, sangat bajik dan bijak. Ia dengan sabar dan kasih sayang mengajari hewan-hewan lain utuk menghindari jerat dan jebakan pemburu serta memilih makanan yang aman. Rusa Ruru membimbin hewan-hewan lain layaknya ayah menjaga anak-anaknya.

Namun, suatu hari ada seorang pemuda bernama Dhanaka. Ia putra keluarga kaya raya di yang sangat dimanjakan orangtuanya. Ketika orangtuanya meninggal, ia berfoya-foya sampai hartanya habis. Dhanaka sampai tidak punya uang untuk membayar utang. Ia membohongi para penagih hutang bahwa masih ada hartanya yang dikubur di tepi Sungai. Mereka pun memaksa Dhanaka untuk menunjukkannya. Setiba di tepi, Dhanaka tidak bisa berbohong lagi. Ia nekad melompat ke sungai. Ia hanyut terbawa arus dan hanya bisa berteriak minta tolong. Dari kejauhan, Ruru mendengar teriakan pilu Dhanaka. Maka Rusa Ruru yang bajik tahan derita sendiri, namun tak tega melihat derita makhluk lain. Ruru bergegas menerjang lebatnya hutan menuju sumber suara itu. Ruru berhasil menemukan Dhanaka yang sudah nyaris tenggelam. Ruru pun menolongnya.

Ruru merawat Dhanaka selama beberapa hari, mencarikannya buah-buahan untuk santapan. Manusia yang nyaris tewas ini pun pulih berkat perawatan sang rusa. Dhanaka bertanya bagaimana cara untuk membalas budi baik Ruru. Ruru hanya minta Dhanaka untuk tidak memberi tahu keberadaannya kepada siapa pun. Ruru meminta Dhanaka agar setia janji. “Pengkhianatan terhadap teman tidak pernah berbuah kebahagiaan,” pesan Ruru.

Di istana, pada suatu malam ratu bermimpi melihat rusa berbulu emas, tanduk dan kukunya berkilau seperti batu permata. Rusa emas itu duduk di takhta raja. Mimpi itu terasa begitu nyata sampai ratu terbangun dengan jantung berdebar. Ratu menceritakan mimpinya kepada raja, dan meminta raja mendatangkan rusa emas itu. Raja lalu bertanya kepada para penasihat apakah rusa emas itu benar-benar ada. Para penasihat menjawab ada. Raja lalu membuat pengumuman, siapa yang bisa menangkap rusa emas akan dihadiahi ribuan kendi emas, gajah, dan wanita cantik.

Sayembara raja sampai ke telinga Dhanaka. Ia tahu Ruru adalah rusa yang cocok. Awalnya Dhanaka bertekad diam saja, mengingat Ruru telah menyelamatkannya. Namun, kemelaratan membuatnya berangan untuk hidup enak seperti dahulu. Dhanaka galau oleh rasa balas budi dan ketamakan. Dhanaka memutuskan mengikuti hasratnya mendapat harta, “Aku bisa hidup enak lagi, bisa bersenang-senang dengan keluarga, teman, tamu, dan para brahmana.” Dhanaka pun bergegas menemui raja. Di istana Dhanaka melapor, “Raja, saya akan menunjukkan tempat rusa emas!” Raja sangat senang dan langsung mengerahkan pasukannya pergi berburu ke hutan.

Setelah lama berjalan, akhirnya mereka melihat sesosok rusa berkilauan dari balik semak. Raja langsung terpukau dengan keelokan Ruru. Raja mengangkat busurnya membidik Ruru, berharap melumpuhkan rusa rupawan itu dengan tangannya sendiri. Ruru mendengar suara gemerisik, dan saat menengok, ia tahu ia tidak punya kesempatan untuk lari. Ruru bicara lantang, “Wahai Raja perkasa, oh pahlawan manusia, jangan memanahku! Jawab lebih dahulu, siapa yang memberi tahu keberadaanku?” Raja, terkejut mendengar suara indah Ruru, menurunkan busurnya. Raja menjawab sambil menunjuk Dhanaka, “Orang ini yang menunjukkan jalan ke sini.” Ruru terpana melihat Dhanaka, “Berhati-hatilah terhadap orang semacam itu. Lebih baik menyelamatkan sebatang kayu yang hampir tenggelam daripada menyelamatkan orang tak tahu budi itu. Inilah yang dia balas untuk kebaikan yang dia terima.”

“Mana ada yang melakukan perbuatan sehina itu?” tanya raja dengan serius. “Raja, kuceritakan ini agar dia tidak melakukan perbuatan buruk serupa. Dia telah kuselamatkan, telah kurawat, dan telah berjanji untuk tak kembali. Kini ia malah menjual penyelamatnya. Berhubungan dengan orang semacam itu tidak akan membawa kebaikan,” ujar Ruru. Raja menatap Dhanaka dan menghardiknya, “Apa betul yang dikatakan rusa ini?!”
Dhanaka, pucat pasi, hanya bisa mengangguk. Raja sangat murka, lalu membidik busurnya ke arah Dhanaka, “Pengkhianat rendah sepertimu tidak pantas hidup!” Ruru menghadang, “Jangan, Raja! Jangan menjatuhkan orang yang sudah terkapar. Saat orang ini mengikuti kerakusannya, ia sudah menghancurkan dirinya di kehidupan ini dan selanjutnya. Mohon Raja ampuni dan tepati janji. Berilah dia emas sebagai hadiah menemukanku. Ia yang bajik adalah ia yang menepati janji.” Hati raja tersentuh. Raja membebaskan Dhanaka, bahkan memberinya emas untuk bekal hidup.
Raja lalu memohon, “Wahai rusa emas, yang telah menunjukkan kebaikan hati lebih dari yang dimiliki manusia. Mohon bersedia mengajarkan kebajikan ini di istana.” Ruru mengabulkan permohonan raja dan diarak dengan kereta kerajaan. Sesampainya di istana, raja mempersilakan Ruru duduk di singgasana. Raja memanggil ratu dan seluruh penghuni kerajaan untuk mendengarkan ajaran kebajikan Ruru. Ruru berpesan, “Jika manusia bisa mengasihi sesama bagai keluarga sendiri, hati mana yang bisa ditumbuhi hasrat buruk? Kawelasan yang ditumbuhkan akan menghancurkan hasrat untuk melukai. Kawelasan memurnikan batin, sehingga ucap dan laku tak akan sesat.”

Pertemuan Raja membicarakan mimpi Ratu

Relief yang agak ini mungkin menggambarkan adegan saat raja sedang membicarakan mimpi dari ratu yang melihat rusa berbulu emas. Tampak ada 5 orang yang duduk di depan raja tengah bercakap-cakap. Mungkin menggambarkan bagaimana menceritakan keberadaan rusa berbulu emas.

(Sumber: Bhikkhu, Jātaka. Cerita Kelahiran Lampau Buddha, 92: 2020)

(Sumber: Bhikkhu, Jātaka. Cerita Kelahiran Lampau Buddha, 92: 2020)

Hutan dan keberadaan hewan-hewan

Di relief ini menggambarkan suasana hutan dengan beragam satwa, dari gajah, rusa, babi hutan, merak dan lain-lain

Ruru rusa menyematkan Dhanaka

Di relief ini nampak adegan saat dhanaka mengucapkan terimakasih kepada Rusa Ruru yang telah menyelamatkannya. Sementara Rusa Ruru meminta agar Dhanaka berjanji untuk merahasiakan keberadaanya.

(Sumber: Bhikkhu, Jātaka. Cerita Kelahiran Lampau Buddha, 93: 2020)

(Sumber: Bhikkhu, Jātaka. Cerita Kelahiran Lampau Buddha, 94: 2020)

Raja bertemu dengan Rusa Ruru

Dalam gambaran di relief ini raja berdiri dengan busur panjang di tangannya, telah masuk kedalam hutan dan bertemu dengan Rusa Ruru.

Rusa Ruru memberikan nasihat kebajikan di dalam Istana

Di dalam relief ini nampak gambaran saat Rusa Ruru akhirnya mau menuruti keinginan raja untuk mengundangnya duduk di dalam Istana dan memberikan nasehat-nasehat kebajikan. Hal ini menjadi mimpi yang terwujud bagi ratu. Raja nampak duduk bersama ratu yang punya mimpi, ia bersikap tangan hormat. Rusa duduk di kursi tinggi di antara yang raja serta para pegawai istana tersebar di sekitar.

(Sumber: Bhikkhu, Jātaka. Cerita Kelahiran Lampau Buddha, 94: 2020)

Daftar Pustaka

Ānandajoti Bhikkhu. 2020. Jātaka: Cerita Kelahiran Lampau
      Buddha. Ehipassiko Foundation. Jakarta

Cerita Bergambar, Relief Jataka Candi Borobudur. 2014.
      Balai Konservasi Borobudur Direktorat Jendral
      Kebudayaaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
      Magelang

Prasetya, Bambang Eka. 2022. Kumpulan Cerita Jatakamala.
      Seni Membaca Relief (Sebar) Candi Borobudur.
      Nittramaya. Jawa Tengah.

Acknowledgment

Tulisan pada bagian ini serta instalasi lorong Jataka pada Festival Pitutur Bambu Borobudur banyak terinspirasi dan menggunakan sumber dari buku Jātaka: Cerita Kelahiran Lampau Buddha karya Ānandajoti Bhikkhu. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih yang sangat mendalam kepada Ānandajoti Bhikku, semoga ajaran dan nilai-nilai kebaikan yang ditulis pada buku tersebut dapat terus diwariskan hingga generasi mendatang.

Ulasan...

Share