Beranda | Pitutur Bambu Borobudur 2022 | Lorong Jataka |Kisah sang kerbau yang penyabar
Lorong masuk Pitutur Bambu Borobudur ini terinspirasi dari relief Jataka di candi Borobudur. Dalam relief jataka, berisi ukiran fabel (cerita dengan hewan sebagai penokohannya) yang menggambarkan kehidupan Sidharta Gautama dalam wujud tokoh hewan dengan perwatakan adiluhung yang dapat dijadikan teladan bagi setiap orang. Cerita tersebut memang syarat dengan kandungan makna dan nilai-nilai moral.
Salah satu hewan yang ditampilkan di lorong Jataka adalah Kerbau. Berikut di bawah ini kisah yang disadur dari Buku JĀTAKA ;
Relief Borobudur
JATAKA
CERITA KELAHIRAN LAMPAU BUDDHA
Penulis & Fotografer : Anandajoti Bhikku
Sang Kerbau
yang penyabar
Dalam cerita Jataka ini Bodhisattwa karena sisa karma tertentu, terlahir sebagai kerbau besar yang kotor dan hidup di hutan. Tetap meskipun fisiknya seperti itu, ia tetap menganut belas kasihan dan kebajikan lainnya.
Suatu waktu ketika pergi, dia melihat sebuah pohon yang menarik. Setelah mencari makanannya, dia berdiri di bawah pohon tersebut. Kemudian seekor kera yang tidak memiliki pengendalian diri turun dari pohon itu ke punggungnya dan membuang kotoran, berpegangan pada satu tanduk sang kerbau, dia berayun ke bawah melalui ekornya, bermain-main untuk menyenangkan dirinya sendiri.
Kerbau itu yang penuh dengan kesabaran, cinta kasih, dan welas asih, tidak memedulikan semua perbuatan buruknya itu. Kera tersebut tetap melakukan ini secara berulang-ulang. Pada suatu hari, makhluk dewata yang hidup di dalam pohon itu, dengan berdiri pada batang pohon, bertanya kepadanya ia mengapa dapat bisa bersabar dari perlakuan buruk dari kera jahat itu.
Kerbau itu menjawab jika dirinya tidak mampu menahan diri atas perlakuan buruk kera, itu berarti menggagalkan keinginannya melatih kesabaran dan kebajikan. Kerbau itu juga mengatakan jia ia mampu menahan diri, Kera tersebut akan melakukan hal yang sama kepada kerbau lainnya, sehingga kerbau itu akan membunuh kera itu. Dengan demikian sang kerbau terbebas dari keburukan membunuh kera itu karena dilawan oleh kerbau lainnya.
Suatu ketika kerbau itu sedang pergi ke tempat lain, sementara seekor kerbau lainnya yang buas dan liar datang ke tempat biasa kera itu mengganggu. Kera jahat yang berpikiran bahwa kerbau tersebut adalah kerbaunya yang lama, naik ke atas punggungnya dan melakukan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Kerbau itu menggoyang-goyang dirinya sampai terjatuh ke tanah dan menusukkan tanduknya pada hati si kera, kemudian memijaknya hingga berkeping-keping di bawah kakinya.
Daftar Pustaka
Ānandajoti Bhikkhu. 2020. Jātaka: Cerita Kelahiran Lampau
Buddha. Ehipassiko Foundation. Jakarta
Cerita Bergambar, Relief Jataka Candi Borobudur. 2014.
Balai Konservasi Borobudur Direktorat Jendral
Kebudayaaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Magelang
Prasetya, Bambang Eka. 2022. Kumpulan Cerita Jatakamala.
Seni Membaca Relief (Sebar) Candi Borobudur.
Nittramaya. Jawa Tengah.