Beranda | Pitutur Bambu Borobudur 2022 | Jembatan Stupa |Sangga Bebarengan – Kerja Bakti Pengambilan Bambu
Stupa bambu adalah gambaran keberadaan Candi Borobudur yang selama ini telah menjadi magnet bagi masyarakat dunia untuk mengunjunginya dikarenakan kemegahan arsitektur bangunan dan kedalaman makna dari ajaran yang terpahat di dalam reliefnya. Keberadaan peninggalan cagar budaya tersebut memberi peluang manfaat kepada masyarakat yang ada di sekitarnya, yaitu bagi penduduk yang bertempat tinggal di 20 desa di kecamatan Borobudur untuk meningkatkan kesejahteraannya. Namun hal itu itu akan terjadi tatkala masyarakat dari 20 desa turut menopang, keberadaan Candi Borobudur dengan memajukan kebudayaan desa dan nilai-nilai kehidupan pedesaan yang dimilikinya seperti yang disimbolkan dengan 20 tiang bambu yang menyangga stupa bambu di atasnya. Agar menjadi lebih baik, semua harus disangga bebarengan, saiyeg saeka kapti, saiyeg saeka praya. Apabila kelompok-kelompok masyarakat bersatu padu dan menggerakkan dan mengemas potensi alam dan budaya yang ada di desanya dengan prinsip pembangunan berkelanjutan, maka tak ayal, harapan UNESCO dengan penetapan World Heritage Site of Borobudur akan terwujud, yaitu semakin kuatnya nilai-nilai pembelajaran kehidupan berbasis budaya di Kawasan Borobudur. Kawasan Borobudur akan semakin menarik. Daya tariknya akan semakin kuat, dan bisa jadi akan semakin banyak orang berkunjung untuk belajar nilai-nilai kehidupan yang berisi ajaran kebaikan, bukan hanya ke candi, namun juga ke desa-desa di sekitar Candi Borobudur.
Masing-masing desa mengumpulkan batang bambu juga benda atau produk berbahan bambu