(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)
Narasi
Saparan adalah tradisi Jawa yang dilaksanakan saat bulan Safar pada kalender Jawa. Di Kecamatan Borobudur sendiri perayaan saparan dirayakan dengan ritual dan juga kegiatan yang berbeda-beda. Misalnya, pengajian, bersih bersih desa, kirab dan juga pentas kesenian.
Di Desa Sambeng perayaan saparan diperingati dengan berbagai macam rangkaian acara yang terbilang komplit, ada bersih bersih desa, merti desa, kirab tumpeng dan gunungan hasil tani, serta pentas kesenian wayang kulit
Bersih-bersih desa diartikan sebagai kegiatan kerja bakti warga masyarakat desa dengan membersihkan jalan-jalan desa, selokan. Ini karena suatu desa yang bersih adalah cermin dari pribadi jiwa yang menempatinya. Sedangkan merti desa diartikan sebagai wujud syukur masyarakat kepada Tuhan atas segala apa yang dilimpahkan kepada masyarakat Desa Sambeng. Entah itu hasil bumi atau kerukunan dan ketenteraman warga.
Bebarengan dengan kegiatan merti desa diadakan acara kirab yang berisi arak-arakan 7 tumpeng dan 6 gunungan.
Tujuh tumpeng yang diarak itu memiliki makna angka 7 atau pitu dalam bahasa jawa diartikan pitulungan atau pertolongan, pitedah atau pituduh yang artinya , pinyuwunan nggayuh kamulyan atau mengharap kemuliaan dari sang hyang suci. Sedang 6 gunungan mewakili hasil panen dari masing-masing dusun di Desa Sambeng. Adapun bentuk gunungan yaitu gleyoran sebagai penghasil sayur, ikan sungai, juga sayur mayur.
- Gunungan Dusun sambeng 1 warga penghasil ketela
- Dusun Sambeng 2 penghasil sayuran
- Dusun kedungan 1 dengan mayoritas warga memproduksi olahan emping ketela
- Dusun Kedungan 2 sebagai penghasil palawija
- Dusun Kedungan 3 sebagai penghasil bunga kenanga
Ketujuh tumpeng dan 6 gunungan diarak keliling desa dengan titik awal keberangkatan di balai Desa Sambeng dilanjutkan pengambilan air di sumber mata air yang menghidupi Desa Sambeng oleh para pemuka agama.
Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju balkondes Desa Sambeng untuk melakukan rangkaian acara doa bersama. Setelah selesai prosesi doa bersama dilanjut keliling desa dengan titik finish di Dusun Kedungan 2 tepatnya di pelataran panggung pentas kesenian wayang. Kemudian gunungan hasil bumi dibagikan ke warga desa sambeng dan acara kirab ditutup dengan pentas wayang kulit.
Acara merti desa ditutup dengan pentas wayang sesi kedua sedalu natas atau semalam suntuk, dengan suguhan pasugatan 6 ingkung dari dusun pembuat gunungan palawija dan doa bersama dengan dipimpin oleh Mbah Ali Nursidi selaku sesepuh Dusun Kedungan 2.
Gambar
Lokasi
map