(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)

Narasi

Para petani di Desa Ngargogondo sangat peduli dengan apa yang sudah menjadi bagian dari aktivitas dan profesinya. Dalam hal ini, yaitu tentang bagaimana mengelola lahan, memilih bibit, serta menanam dan merawat tanaman hingga nantinya bisa tumbuh dengan baik menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Ketika masa panen tiba, terkandung suatu harapan besar bagi para petani. Mereka dengan penuh rasa kebahagiaan ingin segera mendapatkan atau menikmati hasil dari apa yang ditanam, karena sudah sekian waktu telah melewati berbagai macam proses hingga masa panen tiba.

Pak Naryo (44 tahun), seorang petani dari Dusun Malangan, bercerita bahwa dalam laku hidup bertani palawija yang dijalaninya, selain mengolah lahan seperti yang terlihat, ada juga ritual turun-temurun berupa selamatan. Selamatan ini dilakuakn saat akan memetik atau mengambil hasil panen sebagaimana tradisi miwiti dalam pertanian padi. Ritual tersebut dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kelancaran dalam beraktivitas selama bertani. Pak Naryo menyampaikan, ketika memasuki musim panen, mereka mengadakan selamatan sederhana secara pribadi dengan menyajikan sego liwet waras di lahan pertanian.

Sego liwet waras adalah sebutan untuk hidangan yang berisi nasi kluban atau nasi urap sayur yang di atasnya diberi irisan telur rebus, ada juga yang menambahkan ikan asin kecil goreng, yang ditempatkan di tedo/eblek atau panci lengser/baki. Sajian ini hanya dilakukan ketika masa panen tanaman pokok seperti cabe, jagung, dan kacang tanah. Sego liwet waras dalam ritual panen itu akan disantap bersama anggota keluarga atau pekerja yang membantu memanen setelah sebelumnya akan sejenak mengheningkan cipta dan berdo’a bersama. Doa yang biasa dibacakan ialah Surat Al-Fatihah.

Pak Naryo menambahkan, sego liwet waras tidak hanya untuk dimakan para petani yang akan memanen. Sego liwet waras juga disediakan dalam wadah takir atau pincuk kecil dari daun pisang yang diletakkan di pojok atau pinggir ladang, yang bertujuan untuk sedekah atau berbagi kepada sesama makhluk Tuhan seperti binatang atau makhluk yang tak terlihat.

 

 

Gambar

 

 

Narasumber

  • Bapak Sunaryo, 44 tahun, petani, pemerhati budaya, Dusun Malangan, Desa Ngargogondo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...