(Narasi oleh Jiyomartono dan Nurudin)

Narasi

Bapak Muntolib (60 tahun) adalah salah satu peternak entok di Desa Wringinputih. Bapak Muntolib telah memelihara entok sejak 4 bulan yang lalu. Awalnya beliau membeli mesin penetas telur dan mulai mengembangbiakkan entok milikinya. Entok yang dikembangbiakan Bapak Muntolib berjenis jumbo yang membuatnya lebih besar dari entok yang lain.

Entok diberi makan konsentrat 2 kali sehari. Setelah 2 minggu, konsentrat tersebut dicampur dengan karak atau nasi aking yang telah direndam 5-10 menit hingga lunak. Campuran makanan ini akan diberikan selama 1 bulan. Saat sudah 1 bulan, makanan tersebut dicampur dengan katul, dedak atau limbah padi. Setelah 5 sampai 6 bulan, entok akan mulai menjadi produktif bertelur.

Saat entok sudah mulai bertelur, telur-telur tersebut akan dijual kepada para tetangganya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Terkadang, tetangganya juga sudah memesan telur dari jauh hari. Jika sudah bertelur, telur akan dierami oleh induk entok hingga menetas. Sesekali Bapak Muntolib juga menggunakan mesin penetas telur karena lebih mudah. Untuk waktu penetasan sama dengan waktu pengeraman, yaitu 25 hari.

Perawatan kandang entok terbilang tidak terlalu mudah mengingat kandang harus terkena sinar matahari yang cukup tetapi juga harus tertutup agar tidak terkena hujan dan menyebabkan kandang menjadi banjir ataupun becek.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Muntolib, 60 tahun, peternak entok, Desa Wringinputih

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...