(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)
Narasi
Pak Gentur awal kali menekuni membuat wayang suket pada tahun 2010, namun sebelumnya beliau mengingat almarhum orang tua bahwa waktu Pak Gentur masih anak-anak ketika bermain layanagn dan sudah tinggi kemudian tali di ikat dan di diamkan Pak Gentur saat itu di panggil oleh orang tuanya dan disruh mencari pelepah ketela untuk belajar membuat wayang. Dalam pembuatan wayang suket saat itu sesuai dengan tokoh wayang yang disukai kemudian beliau diberikan cerita bukan mengenai wayangnya namun cerita tentang budi pekerti yang ditokohkan oleh wayang suket tersebut. Wayang suket memilik perbedaan dengan wayaang kulit yang memiliki bentuk dan motif berbeda, dalam penokohan hanya ada pri dan wanita sehinngga bisa menjadi karakter siapa saja tergantung dengan jalan ceritanya.
Saat ini pembuatan wayang suket menggunakan bahan mendong dan bunga illalang. Bahan pelepah mendong mudah dicari dan di beli dipasaran sehingga dalam pembuatanya akan mudah dan cepat namu ukuran paelpahnya lumayan sedang. Berbeda dengan rumput bunga ilalang yang kering memiliki warna yang lebih mengkilap dan strukturnya kecil. Dalam pembuatanya Bapak Gentur dapat membuat sampai 20 wayang dalam sehari.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Gentur Waskito, 52 tahun, pengrajin wayang suket, dusun Tingal Kulon desa Wanurejo