(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek)

Narasi

Cerita tentang asal-usul Desa Majaksingi dituturkan oleh Bapak Kaum Harno yang merupakan sesepuh Desa Majaksingi. Berdasarakan cerita yang Beliau dapatkan secara turun-temurun dari kakek dan neneknya, Desa Majaksingi dulunya merupakan hutan tidak berpenghuni yang penuh dengan pepohonan di dekat Perbukitan Menoreh. Suatu hari, seseorang datang dan mendirikan tempat tinggal di hutan tersebut. Orang tersebut adalah Kiai Mojo. Berdasarkan penuturan Bapak Mahfud yang merupakan salah satu Kiai di Desa Majaksingi, yang juga mengetahui cerita ini dari para Kiai terdahulu di Desa Majaksingi,  orang-orang berdatangan seiring berjalannya waktu dan semakin banyak yang menetap di tempat tersebut bersama Kiai Mojo. Tempat tersebut akhirnya diberi nama Majaksingi, yang berasal dari kata mojo dan singi. Kata mojo merujuk pada Kiai Mojo yang merupakan orang pertama yang menghuni tempat tersebut. Adapun kata singi berarti miring, merujuk pada lokasi desa Majaksingi yang berada pada lereng perbukitan Menoreh.

Secara geografis, Desa Majaksingi terletak sekitar 3 kilometer ke arah selatan dari Candi Borobudur, pada garis lintang -7.6391674 , garis bujur 110.2150226, dengan ketinggian 455 Mdpl. Suasana pedesaan khas lereng Perbukitan Menoreh yang asri masih sangat terasa, ditambah dengan pemandangan alam yang indah, khususnya di sisi selatan  Desa Majaksingi.

Saat ini, Desa Majaksingi Terdiri dari 12 dusun, yaitu  Dusun Krajan I, Dusun Krajan II, Dusun Kiyudan, Dusun Pete, Dusun Karanggawang, Dusun Pakem, Dusun Wonokriyo, Dusun Kerug Munggang, Dusun Kerug Batur, Dusun Kerug Desa, Dusun Kapuhan, dan Dusun Butuh. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bapak Sisyono yang merupakan Kadus salah satu dusun, Desa Majaksingi saat ini dihuni oleh 906 Kepala Keluarga dengan total penduduk 2.700 jiwa.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Kamu Harno, Sesepuh desa, Desa Majaksingi

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...