(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
“KULO LE DAGANG NGENTEN NIKI WES SUWE MAS, KET UMUR 12 TAHUN TESIH TING NGARAN KALIH SIMBOK KULO” kata Mbah Misri, 70 tahun, dari Dusun Gendingan. Dialah yang setiap pagi mulai pukul 01.00 pagi mengaduk nasi untuk dibuat bubur setiap hari dan memasak sayuran yang biasa disajikan setiap pagi di samping masjid gendingan. Hingga pukul 05.00 pagi dia menyiapkan seluruh dagangannya dari bubur, sayur mangut, sayur pedas, sayur gak pedes, pecel, sambal teri, sayur tahu, ayam goreng, gorengan, dan teh hangat. Setiap habis subuh semua dagangannya sudah tersajikan di lapak dagangannya di sisi jalan medang kamulan.
“Kulo nembe umroh tahun 2019 wingi mas, Alhamdulillah” dia berbicara sambil melayani para pelanggan setianya yang dengan setia menunggu gilirannya masing masing. Dengan senyum ramah dia melayani semuanya dengan sabar dan senyuman itu bahkan sering dia berikan sebagai bentuk sedekah baginya. Katanya menyenangkan jika bisa memberi sesuatu kepada orang lain walaupun tidak dengan uang, salah satunya dengan melebihkan takarannya itu sebagai sebuah sedekah baginya.
Seorang pedagang nasi yang baik hati, karena dalam berbagai kesempatan dia ingat selalu kepada tetangganya yang membutuhkan sarapan setiap pagi. Beliau selalu melayani dengan senang hati kadang dengan senyum simpulnya selalu berkata “yoh kono teko njupuk!”. Ada yang memesan bubur, nasi dan kadang hanya beli sayuran saja, lauk pauk saja sesuai dengan kebutuhan pelanggannya masing masing.
Gambar
- Potensi Ekonomi dan Kuliner – Bakul Sego Pagi – Desa Borobudur
Lokasi
[map
Narasumber
- Mbah Misri, 70 Tahun, Sesepuh Desa, Pelaku Budaya, Desa Borobudur.