(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)
Narasi
Bancakan adalah sajian khusus untuk memperingati hari-hari tertentu. Setiap bancakan memiliki maksud dan tujuan berbeda, oleh karena itu bancakan disesaikan dengan hajat yang akan dilaksanakan. Bancakan sendiri biasanya dipimpin oleh tokoh agama atau biasa disebut Kaum, adapula ustadz.
Bancakan ngapati atau dalam rangka empat bulan kehamilan seorang istri dan 7 bulan yang isinya sego kluban atau nasi urap, mie goreng atau bakmi goreng, sayur kentang dan tahu yang di campur, tahu atau tempe bacem, telur rebus, pelas atau parutan kelapa, kerupuk, lento atau tepung beras dan parutan kelapa yang dikepal, petek atau keripik ikan asin, serundeng, kolak labu, ketupat, dawet, kacang rebus, celoro, medro mberot telo atau singkong yang direbus, dan jajanan pasar.
Bancaan atau berkat untuk 7 hari, 40 hari, 100 hari, dan 1 tahun orang meninggal yang dilaksanakan di rumah orang tersebut. Isinya terdapat nasi putih dan sedikit nasi gurih, telur rebus, sayur tahu atau tempe, bakmi goreng, kerupuk, lento atau tepung beras dan parutan kelapa yang dikepal, serundeng, tahu atau tempe bacem, petek atau keripik ikan asin, dan secuil ayam.
Bancakan untuk bulan sura atau Tahun Baru Hijriyah yang dilaksanakan di masjid atau mushala. Isinya terdiri dari nasi putih, jenis sayurnya terdapat kentang, tempe, tahu, terong, daun melinjo, kacang merah, kecambah di sayur bumbu sura. Di dalam Bumbu suro terdapat bawang putih, bawang merah, cabai, kunyit, merica, garam, kemiri, dan santan.
Bancakan untuk bulan ramadhan atau khatmil quran yang dilaksanakan di masjid atau mushala. Isinya terdiri dari nasi putih, sayur tempe dan cecek atau kerupuk kulit, bakmi goreng, tahu atau tempe di uyah bawang atau garam bawang, ingkung atau ayam kampung jantan yang dimasak utuh.
Gambar
Narasumber
- Siti Astuti, 42 tahun, Dusun Karang, Desa Tanjungsari