Batu Bersejarah Desa Tegalarum

(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)

Narasi

Desa Tegalarum merupakan Desa yang berada di Kawasan Candi Borobudur. Untuk menempuh perjalanan dari Desa Tegalarum ke Candi Borobudur memerlukan jarak 5 km dengan kisaran waktu 10 menit.  Meskipun terdengar cukup jauh, akan tetapi Desa Tegalarum tidak lepas dari sejarah bebatuan yang diyakini masih ada kaitannya dengan batu yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur. Di Desa Tegalarum ditemukan beberapa batuan bersejarah yang tersebar di berbagai Dusun.

Batu Lumpang

Batu yang pernah diteliti langsung oleh Balai Konservasi Borobudur dan dinyatakan sebagai batu bersejarah ini terletak di Dusun Prembulan, Desa Tegalarum. Belum diketahui kapan batu ini ditemukan, namun warga sekitar berpendapat bahwa batu ini sudah ada sejak zaman dahulu. “Batu ini dahulu kala rencananya akan dibawa ke Borobudur untuk bahan pembuatan candi, tetapi karena waktu sudah terlalu siang, akhirnya batu tertinggal disini hingga sekarang” jelas Bapak Tobingun selaku ahli waris. “Cerita yang saya sampaikan tadi juga berdasarkan informasi yang saya dapat oleh sesepuh Dusun Prembulan yang pernah menyampaikan langsung kepada saya” ujarnya.

Batu lumpang dahulu kala digunakan oleh warga setempat untuk menumbuk padi, karena belum adanya teknologi yang bisa digunakan pada waktu itu. Masyarakat meyakini apabila ada orang yang berniat buruk terhadap batu tersebut, seperti menyingkirkan atau hendak merusak atau merubah komponen batu akan terjadi hal-hal buruk kepada orang yang melakukan, sedangkan apabila digunakan dengan baik dan bermanfaat bagi orang banyak tidak akan terjadi apa apa. Karena letak batu yang berada di tengah halaman, dahulu beberapa warga menggeser batu lumpang untuk dipinggirkan, beberapa saat kemudian, warga yang terlibat mendapat musibah secara beruntun. Akhirnya beberapa warga sepakat untuk meminta maaf dengan menggelar acara slametan.

Begitu juga dengan Pak Tobingun, di suatu malam sebelum tidur, beliau mempunyai keinginan untuk menghias atau merenovasi batu tersebut. Setelah tertidur, beliau bermimpi seluruh badan tertimpa batu seukuran batu lumpang hingga beliau terbangun karena merasakan sakit. Pagi setelah bermimpi, beliau sakit hingga beberapa hari. Sejak saat itu, beliau mengurungkan niat untuk menghias atau merenovasi batu lumpang tersebut. Hingga saat ini, ahli waris dan masyarakat tidak ada yang berani untuk mengganggu batu lumpang.

Batu lumpang terletak di depan Mushola Dusun Prembulan, Desa Tegalarum. Tepatnya di sebelah barat Dusun Prembulan RT 01 / RW 01. Batu ini berbentuk oval dengan ukuran panjang 75 cm, lebar 65 cm dan tinggi batu 50 cm. Pada batu lumpang terdapat lubang dengan diameter 15 cm dan kedalaman lubang yaitu 15 cm.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Pak Tobingun, Pemerhati budaya, Dusun Prembulan Desa Tegalarum

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...