(Narasi oleh Andi Ahmad dan Zuhan Andri D. A.)

Narasi

Bonsai adalah sebuah tanaman besar yang dikerdilkan, namun tetap menampilkan karakter pohon besar tersebut. Pak Hatmojo (53 tahun), selain sebagai seorang pelukis dan perajin blangkon, adalah seseorang dengan hobi di bidang bonsai. Beliau mulai mengumpulkan dan mengoleksi bonsai sejak 5 tahun yang lalu. Tak jarang Pak Hatmojo berburu bonsai di kawasan Bukit Menoreh dan tempat-tempat lainnya untuk menjadikan koleksi terbarunya.

Koleksi bonsai Pak Hatmojo antara lain adalah pohon serut, pohon jeruk kingkit, pohon risisir, pohon asem, pohon sancang, anting putri, wahong, hokyanti, merten, kemuning, dan pepohonan vikus. Jumlah bonsai yang dimiliki di rumah kurang lebih ada 100 pohon. Selain berburu sendiri, beliau juga membeli bakalan yang terlihat menarik untuk dibentuk sesuai dengan keinginannya.

Saat ada dongkelan/bakalan bonsai baru, beliau mencuci dan memotongnya sesuai dengan karakter pohon tersebut. Pasir sungai adalah media tanam awal untuk bakalan bonsai tersebut. Setelah itu, pohon di-sungkup atau ditutup dengan plastik untuk mengurangi penguapan dan dibiarkan selama kurang lebih sebulan sesuai dengan karakter pohon.  Setelah akar cukup kuat, pohon bisa dibentuk dengan kawat, gunting, dan krekut. Dalam kondisi tertentu, bisa juga menggunakan gergaji untuk membentuknya.

Pohon bonsai yang sudah dibentuk dirawat dengan dipupuk dan disiram sesuai kondisi cuaca dan iklimnya. Dilakukan pula melakukan perontokan daun secara berkala. Tujuannya adalah untuk memperkecil daun pohon tersebut. Selain itu, juga dilakukan pemotongan ranting untuk membentuk keindahan pohon tersebut. Waktu yang diharapkan dalam pelepasan kawat di pohon sangat tentatif, karena melihat kondisi dan perkembangan pohon itu sendiri. Setelah dirasa cukup indah dilihat, kawat dilepas dan dirawat secara umum.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Pak Hatmojo, 53 tahun, Kolektor bonsai, Seniman lukis, Pengrajin blangkon, Desa Tuksongo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...