(Narasi oleh Jiyomartono dan Nurudin)

Narasi

Bapak Suyit (45 tahun) Dusun Srigentan, Desa Wringinputih memiliki usaha pembib itan pepaya. Pembibitan pepaya dimulai dengan mencari buah yang berkualitas, dengan ciri-ciri buahnya besar, kulitnya berwarna cerah, dan daging buah pepaya yang rasanya manis. Lalu pepaya tersebut dibelah dan diambil bijinya kemudian dicuci sambil diredam. Jika ada biji pepaya yang mengapung, biji tersebut tidak berkualitas sehingga harus dibuang. Setelah itu biji pepaya yang berkualitas dikeringkan selama 3 hari.

Sambil menunggu biji pepaya kering, siapkan tempat untuk pembibitan dengan cara memilih tanah yang bebas dari hama dan penyakit. Lalu dicampur dengan pupuk kandang dan dimasukan kedalam polybag kecil. Setelah tempat pembibitan ini siap, masukan biji pepaya satu persatu dengan kedalaman tanah kurang lebih 1 cm.

Selama satu minggu biji pepaya akan mengeluarkan akar dan calon daun seperti kecambah. Setelah daun pertama dan kedua muncul, perlu penyiraman aktif agar pertumbuhannya stabil. Penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali  pada musim hujan dan 1 kali sehari di musim panas. Pembibitan ini harus diletakkan di bawah tenda plastik agar terhindar dari curah hujan yang tinggi, karena akan merusak bibit pepaya tersebut.

Setelah bibit pepaya tersebut tumbuh sekitar 10 cm, maka bibit bisa ditanam ke lahan terbuka. Untuk penanaman bibit pepaya waktu yang paling bagus adalah di akhir musim kemarau. Sehingga saat musim hujan, bibit pepayanya telah tumbuh dengan kuat. Untuk awal musim hujan, bibit pepaya seringkali dimakan oleh hama seperti jangkrik dan gangsir. Maka untuk melindungi dari hama tersebut, bibit pepaya ini dilindungi dengan plastik atau dengan bumbung bambu. Untuk menumbuhkan pepaya ini hingga berbuah membutuhkan waktu 1 tahun. Tanaman pepaya yang bagus bisa bertahan hingga 4 tahun.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Suyit, 45 tahun, petani pepaya, Dusun Srigentan Desa Wringinputih

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...