(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)

Narasi

Desa Ngargogondo adalah desa yang terletak disebelah tenggara Candi Borobudur. Letaknya yang berada di kaki Pegunungan Menoreh, menjadikan desa ini memiliki pemandangan yang indah dan menyejukkan.

Menurut salah satu sesepuh desa yang bernama Bapak H. Badar, keberadaan Desa Ngargogondo berasal dari 2 kata yakni Argo dan Gondo. Kata Argo yang artinya gunung dan Gondo yang berarti aroma, mengandung makna secara harfiah bahwa Desa Ngargogondo adalah wilayah yang berada di sekitar pegunungan yang memiliki aroma wangi.

Desa yang didirikan sejak tahun 1825 ini wilayahnya terbagi ke dalam 6 dusun, yaitu Dusun Malangan, Dusun Wagean, Dusun Kujon, Dusun Parakan, Dusun Kuncen, dan Dusun Ngargosari. Wilayah Desa Ngargogondo berbatasan dengan Desa Tuksongo disebelah barat, Desa Candirejo di sebelah timur, Desa Wanurejo disebelah utara dan Desa Majaksingi di sebelah selatan.

Sejarah berdirinya Desa Ngargogondo tidak bisa dilepaskan dari dua tokoh yang bernama Kiai Abdul Khamid dan Kiai Malang. Mereka berdua adalah pengikut dari Pangeran Diponegoro dalam masa peperangan melawan Belanda yang kemudian tinggal dan menetap diwilayah desa yang kemudian bernama Desa Ngargogondo. Makam kedua tokoh tersebut masih ada dan terawat hingga kini. Makam Kiai Abdul Khamid berada di Makam Kunci, Dusun Kuncen, dan Kiai Malang yang dimakamkan di Dusun Malangan. Sampai kini banyak peziarah yang mengunjungi makam-makam tersebut.

Letak Balai Desa Ngargogondo dahulu berlokasi di sebelah timur Dusun Malangan, kemudian pindah disebelah barat Dusun Wagean sampai kini. Sejak masa berdirinya, kebanyakan masyarakat di Desa Ngargogondo mencari penghidupannya dengan cara berkebun dan bertani. Berawal dari keinginan untuk memajukan sumber daya manusia di desa, pada tahun 1959 salah satu tokoh Desa Ngargogondo yang bernama Alm. Bapak Nurhadi & Alm. Bapak Djamaludin berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Arab yang berada di tempat Bapak Hadi Wasito di dusun Malangan. Kemudian lambat laun Bapak Sumoredjo (kepala desa saat itu) beserta perangkat dan dengan dukungan masayarakat mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Ngargogondo di Dusun Kujon.

Kemudian pada tahun 1986 dengan adanya instruksi dari Pemerintah Kabupaten Magelang yang mengharuskan adanya Sekolah Dasar Negeri ditiap-tiap desa yang ada di Kabupaten Magelang. Berdirilah SD Negeri Ngargogondo di lahan bekas balai desa yang lama.

Yang menarik dari kepemimpinan di Desa Ngargogondo, menurut Bapak H. Badar menirukan penuturan dari Alm. Bapak Sumoredjo adalah “Dar, Lurah neng kene iki mesthi yen bar suwe njuk sedela, kuwi wis kit mbiyen. (Dar, Lurah di sini ini, pasti setelah lama terus sebentar. Itu sudah dari dulu)”. Selain itu, pejabat kepala desa pada masa lalu selalu memiliki pendapa untuk menerima tamu dan kegiatan masyarakat.

Berikut ini adalah nama-nama kepala desa dalam sejarah kepemimpinan Desa Ngargogondo:

  1. Bapak Kertoyoedho, Malangan (1825-1846)
  2. Bapak Reso Widjoyo, Kuncen (1846-1859)
  3. Bapak Djoyo Dihardjo (Joyo Bulus), Parakan (1859-1900)
  4. Bapak Reso Sendjoyo, Wagean (1900-1940)
  5. Bapak Reso Diharjo (Trubus), Kujon (1946-1950)
  6. Bapak Sumoredjo, Malangan (1950-1980)
  7. Bapak Sumarjono (1980)
  8. Bapak Imam Syarbini, Parakan (1984-2000)
  9. Bapak Suryono, Kuncen (2000-2002)
  10. Bapak Budi Sulistyo Aji, Malangan (2002-2012)
  11. Bapak Suryono, Kuncen (2013-2020)
  12. Bapak Ansori, Tuksongo (2020-2021)
  13. Bapak Umar Syahid (2021-sekarang)

Demikian sejarah cikal bakal Desa Ngargogondo.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak H Badar, sesepuh desa, Desa Ngargogondo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...