(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir)

Narasi

Nama panggungnya adalah Ki Hari Darmo Wijoyo, nama aslinya Suhari, 45 tahun, dari Dusun Bogowanti Kidul, beliau sehari-hari bekerja sebagai satpam GAKI dan dilahirkan kembar dengan adiknya Juhari yang meninggal waktu kecil. Dia memiliki darah dalang dari nenek moyangnya Simbah Rupingi asal Dusun Kenayan, namun mendapatkan ketrampilan mendalangnya dari belajar sendiri (otodidak). Dimulai dari kesenangannya terhadap wayang sejak kelas 3 SD, dia selalu menonton semua yang berkaitan dengan wayang. Bahkan sejak SMP beliau mencoba membuat wayang dari bahan dasar kardus yang dibuatnya sendiri sebanyak satu peti dengan musiknya dari kaset pita suara yang dikenal dengan wayang karaoke, sehingga dahulu sempat dikenal satu dusun sebagai wayang karaoke. Cerita uniknya adalah saat pentas pernah sampai wayang kardusnya basah diterpa angin hujan hingga dia pun basah kuyup, tentu saja wayangnya juga rusak parah. Berjalan waktu demi waktu, beliau mulai berkembang hingga mendapatkan gamelan slendro yang didapatkannya bekas dari Duren Sawit, Kulonprogo dan wayang kertasnya berubah menjadi wayang kulit yang didapatkannya secara perlahan dari hasil pentas wayang kardus kemudian satu demi satu dibelikan wayang kulit, hingga sekarang sudah memiliki 1 peti wayang kulit. Dalam kesederhanaannya, saat ini masih gamelan dan wayangnya diletakkan di dalam rumah pribadinya yang beralaskan tanah.

 

Gambar

Lokasi

[Map

Narasumber

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...