(Narasi oleh Andi Ahmad dan Zuhan Andri D. A.)
Narasi
Dusun & Penduduk
Kreativitas masyarakat desa selalu memberikan inspirasi tersendiri, terlebih ketika alam melimpahkan apa yang dibutuhkan maupun budayanya yang begitu kental tak tergerus waktu. Adalah desa Tuksongo di Kecamatan Borobudur yang memiliki potensi alam dan budaya yang luar biasa. Desa Tuksongo terletak sejauh 2 km ke arah selatan dari kawasan Candi Borobudur. Sebagian wilayahnya berada di Pegunungan Menoreh yang sangat asri dan masih alami. Tuksongo dihuni oleh 3.960 jiwa yang tersebar dalam 7 dusunnya, yaitu Tuksongo 1, Tuksongo 2, Puton, Kesuman 1, Kesuman 2, Ganjuran 1, dan Ganjuran 2, dengan jumlah kepala keluarga mencapai 1.403 (th 2021).
Sejarah singkat
Menurut sejarah, nama Tuksongo diambil dari nama samaran Kyai Ahmad Abdulssalam dari Keraton Surakarta. Beliau salah satu murid Pangeran Diponegoro yang ikut memperjuangkan kemerdekaan RI. Untuk menghormati jasanya, desa tersebut kemudian diberi nama Tuksongo. Di Desa Tuksongo sendiri terdapat beberapa destinasi wisata seperti Balkondes Tuksongo, Gardu Pandang Watu Adeg, Situs Dipan, dan Spot Selfie Tuksongo 2 dengan pemandangan 4 gunung (Menoreh, Merbabu, Merapi, dan Sumbing). Ada juga perkampungan homestay dengan total sekitar 37 homestay berstandar internasional.
Geografis
Secara geografis Desa Tuksongo berada di ketinggian 380-385 mdpl, berupa dataran, dan lereng Perbukitan Menoreh sebagai batas selatan dan Sungai Sileng sebagai batas utara Desa Tuksongo. Di Desa Tuksongo, kita dapat menjumpai batu purba yang terletak di pegunungan Menoreh, yaitu Watu Adeg, dan terdapat Situs Dipan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang terletak di Dusun Ganjuran I.
Penghidupan
Desa Tuksongo mempunyai wilayah yang mayoritas lahannya berupa persawahan dan pegunungan. Lahan persawahan sebagian besar oleh penduduk dijadikan untuk bertani tembakau, padi, cabai, dan sayuran. Sebagian juga ada yang ditanami tanaman buah seperti kelengkeng, avokad, jambu kristal, dan lain-lain. Tembakau merupakan komoditi unggulan desa Tuksongo. Kita akan melihat kesibukan para petani tembakau saat mulai tanam dan pada saat panen, di mana para pendatang dari luar daerah akan menjadi tenaga buruh lepas untuk membantu pemotongan tembakau dan pengeringannya, bahkan sampai pengemasannya. Aroma tembakau yang khas akan terbawa semilirnya hembusan angin saat masa panen ini tiba, yaitu pada bulan September–November. Untuk lahan pegunungan warga menanami tanaman cengkih, kopi, dan tanaman untuk pakan ternak.
Kuliner
Kekhasan kuliner dari Desa Tuksongo tidak seharusnya dilewatkan. Terdapat macam-macam kuliner makanan khas tradisional asli dari Desa Tuksongo, seperti ongol-ongol, dadar gulung, mi so’on, dan meniran yang berbahan baku pati onggok asli olahan masyarakat Desa Tuksongo. Pembuatan makanan masih menggunakan alat tradisional, menggunakan bahan dan bumbu rempah-rempah asli. Kita juga dapat menjumpai beberapa kafe atau warung makan, salah satunya adalah Kana Cafe yang menyajikan makanan dan minuman tradisional seperti pecel, ayam geprek kampung, minuman jahe, kopi, dan lainnya.
Industri pangan berskala kecil cukup berkembang baik di Desa Tuksongo, di mana mereka menggunakan bahan baku dari pati onggok (tepung pohon aren) untuk dibuat menjadi mi so’on. Selain itu, terdapat juga beberapa industri rumahan tahu dan tempe.
Ruwah & Kesenian
Pada bulan Ruwah, akan dijumpai ritual yang menjadi agenda dalam acara tahunan yaitu acara nyadran, dan pada bulan Rajab, masyarakat Desa Tuksongo menyelenggarakan perti desa dengan rangkaian acara doa bersama dan pementasan kesenian lokal asli Desa Tuksongo, yaitu dayakan (Topeng Kawedar) dan pementasan kesenian rakyat Kuda Lumping Turonggo Bekso.
Pengetahuan tradisional
Selain masih ada tukang pijat tradisional, ada juga dukun bayi, dan di Desa Tuksongo masih terdapat banyak tanaman herbal yang berguna untuk diracik menjadi jamu, seperti tanaman jahe, kunyit, dan cengkeh. Tersedia juga pelayanan puskesdes untuk penanganan warga yang sakit. Salon kecantikan dan spa tradisional juga dapat dijumpai di Desa Tuksongo.
Permainan tradisional
Anak-anak di Desa Tuksongo pada waktu luang masih ada yang bermain permainan tradisional seperti sunda mandah (engklek), gobak sodor, dan deng-dengan (lompat tali karet). Olahraga tradisional seperti pencak silat, taekwondo, dan sepak bola hampir setiap hari dijadikan sebagai aktivitas oleh  sebagian warga untuk mengisi waktu luang bahkan menjadi rutinitas penting
Kesenian rakyat
Adapun kesenian rakyat yang berkembang di Desa Tuksongo di antaranya ada kesenian tari dayakan (Topeng Kawedar) yang sampai sekarang masih hidup dan berkembang. Tarian ini sudah diciptakan sejak tahun 1930 oleh bapak Lurah Hormat dan pemuda Desa Tuksongo yang tergabung dalam komunitas Subhanul Muslimin, dan pada tahun 1952 yang selanjutnya diganti nama dengan nama dayakan (Topeng Kawedar). Topeng Kawedar menjadi nenek moyang dari paguyuban-paguyuban lain dikarenakan Topeng Kawedar adalah salah satu paguyuban yang paling tua di daerah Candi Borobudur dan sekitarnya. Selain kesenian dayakan, di Desa Tuksongo juga ada kesenian lainya seperti jatilan (Kuda Lumping Turonggo Bekso). Popularitas seni tradisional di Desa Tuksongo menginspirasi munculnya seni kontemporer seperti rebana, musik gugah sahur, seni musik akustik, juga ada Sanggar Seni Lukis Artmojo yang semuanya ini dinaungi oleh warga Tuksongo.
Kerajinan
Sebagian masyarakat yang tidak bekerja sebagai petani maupun pedagang, memilih untuk menjadi perajin. Terdapat kerajinan ukir bambu, patung  dari serat kaca, dan gantungan kunci yang sampai saat ini masih menjadi mata pencaharian beberapa masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sektor Pariwisata
Berkaitan dengan aktivitas pariwisata, di Desa Tuksongo juga terdapat beberapa destinasi wisata yang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Di antaranya adalah Gardu Pandang Watu Adeg dan Spot Selfie Tuksongo 2 dengan pemandangan Pegunungan Menoreh. Ada juga peninggalan bersejarah zaman Mataram Kuno yaitu Situs Dipan. Desa Tuksongo menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan pariwisata, seperti kampung homestay, balkondes, area olahraga, VW tour, Jeep tour, wedding organizer, dan paket arung jeram yang sangat aman dan nyaman.
Fasilitas umum
Adanya balkondes sangat memberikan manfaat bagi masyarakatnya. Balkondes (Balai Ekonomi Desa) Tuksongo adalah balai perekonomian desa dan pusat kegiatan untuk memperkenalkan produk-produk lokal Desa Tuksongo dan sebagai sarana untuk  meningkatkan perekonomian masyarakat. Balkondes Tuksongo terletak di dusun Tuksongo 2. Fasilitas yang ditawarkan di antaranya kuliner, kafe, karaoke, homestay, dan juga paket wisata petualangan alam dengan menggunakan mobil VW maupun Jeep. Wisatawan yang berkunjung ke Balkondes Tuksongo akan dimanjakan dengan pemandangan khas perdesaan dengan latar belakang kegagahan Bukit Menoreh dan stupa Candi Borobudur.