(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)

Narasi

Karawitan berasal dari kata rawit, yang berarti rumit dan berbelit-belit dapat pula berarti halus, lembut, cantik berliku-liku, dan enak. Kata rawit mendapat awalan ka-dan akhiran-an menjadi karawitan biasa digunakan krawitan.

 

Karawitan atau krawitan mempunyai dua makna, yakni makna umum dan makna khusus. Krawitan dalam arti umum berarti musik instrumental. Krawitan dalam arti khusus adalah seni suara vokal atau instrumentalia berlaras slendro dan pelog.

 

Karawitan dapat berdiri sendiri artinya dapat disajikan secara mandiri, dapat juga disajikan dengan seni yang lain. Seni lain yang diiringi karawitan diantaranya seni wayang, seni tari, seni kethoprak, seni ludrug, seni wayang wong, dan seni jawa lainnya.

Menurut sesepuh Desa Sambeng, Mbah Mugi Prayitno (63) yang dulu pernah aktif di wayang wong, pada mulanya di desa saya sendiri yaitu Desa Sambeng berdiri suatu organisasi kesenian wayang wong. Kesenian wayang wong atau wayang orang di Desa Sambeng cukup tenar di kalangan warga Magelang pada tahun 1980. Hal inilah yang kemudian memicu berdirinya kesenian wayang orang, kesenian ketoprak dan gending karawitan

Wayang wong, tema dan lakon yang dimainkan seperti kesenian wayang kulit zaman sekarang.  Pada kesenian wayang wong ini peraga dalam cerita bukanlah wayang kulit, namun orang asli Desa Sambeng. Salah satunya Pak Riyadi, warga Dusun Kedungan 1. Ia didandani sedemikian rupa menyerupai busana yang tergambar pada wayang kulit. Seni wayang wong berjalan sampai sekitar tahun 2000-an, kemudian vakum dan kemudian berdiri suatu organisasi seni ketoprak.

Narasumber lain, Mbah Prayit (68) yang juga pernah aktif di kesenian ketoprak Desa Sambeng mengatakan, ketoprak adalah kesenian yang hampir mirip dengan wayang wong tetapi lebih condong menceritakan tentang kehidupan manusia, seperti kisah katresnan atau percintaan, zaman sejarah kerajaan Majapahit yang terkenal yaitu patih Gajah Mada, dan pejuang seperti Pangeran Diponegoro, dan  kisah pejuang dari tanah Jawa lainnya.

“Cerita ketoprak paling sering adalah gandrungan lakon Inu kertapati/Panji Asmoro Bangun dengan Dewi Sekar Taji, bercerita tentang romansa kisah cinta keduanya,” kata Mbah Prayit. Kesenian ketoprak ini tenar dari tahun 80-an dan pada akhirnya vakum di tahun 2000-an.

Warga Desa Sambeng untuk melanjutkan seni budaya kesenian warisan nenek moyang, berniat untuk mengadakan karawitan di tahun 2020. Hal ini bertujuan untuk nguri-nguri kabudayaan yang pernah ada di Desa Sambeng yang diketuai oleh Pak Zamzin. Untuk memainkan karawitan dilakukan di setiap malam Sabtu dan  malam Rabu di tempat kepala Desa Sambeng yang bertempat di Dusun Kedungan 1. Adapun jumlah macam gamelan yang dimiliki ada 11  macam jenis yaitu kendang, gong, suling, gambang, bonang, siter, rebab, kenong, kempul, kethuk, kencli.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Mbah Mugi Prayitno, 63 tahun, sesepuh desa Sambeng
  • Mbah Prayit, 68 tahun, sesepuh desa Sambeng

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...