(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)
Narasi
kegiatan bertani, baik di sawah, ladang, maupun kebun, merupakan aktivitas yang dilakukan hampir sepanjang hari. Para petani biasanya berada di sawah, ladang, atau kebun menjelang matahari terbit hingga menjelang terbenam. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah tempat untuk sekadar berteduh atau berlindung dari hujan yang tiba-tiba datang. Selain fungsi utamanya sebagai tempat beristirahat dan berteduh dari teriknya matahari dan dinginnya hujan, gubuk juga sangat berguna untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti pacul, arit, serta peralatan pendukung pertanian seperti tangki semprot, ember, lanjaran, dan pupuk.
Keberadaan gubuk ini masih sangat mudah dijumpai di lahan pertanian Desa Ngargogondo. Bentuk dan material bagunannya pun beragam, ada yang semi permanen, ada pula yang tidak permanen. Berbeda dengan banguan gubuk non-permanen yang masih menggunakan material bambu dan kayu, bangunan gubuk semi permanen menggunakan material beton pada konstruksinya. Biasanya, bagian saka atau tiang penyangga dibuat menggunakan beton, meskipun ada pula yang menggunakan saka dari pipa PVC berdiameter besar yang dicor pada bagian dalamnya. Adapun material yang digunakan sebagai atap, di antaranya adalah genteng tanah liat dan asbes.
Gambar
Narasumber
- Petani Desa Ngargogondo