19 Pusaka dan Jamasan di Desa Sambeng
(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)
Narasi
Pak Ihjar (43) orang yang dituakan dalam hal-hal pusaka di Desa Sambeng menjelaskan bahwa jamasan ialah kegiatan mencuci pusaka yang dilakukan tiap awal tahun Suro. Biasanya, di Desa Sambeng jamasan berlangsung hari 1-10 di bulan Suro. Kegiatan mencuci/ngumbah pusaka di Desa Sambeng tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang.
Hanya merekalah yang diberi mandat oleh leluhur yang bisa mencucinya. Adapun yang diberi mandat untuk mencuci pusaka ialah keluarga dari Pak Nur Fatoni, Pak Ihjar, dan Pak Ihdar, Pak Sidiq, dan Pak Abdul Kholiq.
Di samping itu kegiatan jamasan yang harus disiapkan yaitu telawah atau tempat untuk merendam pusaka.
Keris yang direndam pada telawah diangkat pada hari ke 10 bulan Suro kemudian bersihkan kerak/kotoran yang menempel dengan beling/pecahan kaca. Setelah bersih diolesi campuran air jeruk nipis dan warangan yang bisa didapatkan di pedagang bunga di pasar pasar tradisional. Setelah selesai pengolesan, didiamkan sejenak kemudian digosok dengan sabut kelapa.
Selanjutnya dicuci dengan air biasa lalu dijemur. Setelah kering pusaka dibungkus kain mori kemudian disimpan ditiap-tiap keluarga yang diberi mandat untuk menjaganya.
Menurut Pak Ihjar (43), Desa Sambeng memiliki macam atau ragam pusaka berjumlah 19. Dari jumlah itu, yang diketahui namanya hanya 5 macam, yaitu:
- Keris Kiai Semar
Pusaka keris Kiai Semar ialah sesepuh dari semua pusaka yang ada. Dia berfungsi sebagai penjaga semua pusaka jenis keris di Desa Sambeng yang diberi mandat menjaga keris ini adalah keluarga dari Pak Ihdar
- Keris Nyai Brojol
Sesuai dengan namanya brojol/lahir, berfungsi membantu seseorang yang mengalami kesulitan saat melahirkan pada zaman dahulu. Keris jenis ini diputar melingkar mengambang di atas kepala wanita yang ingin melahirkan. Pihak yang diberi mandat menjaga menjaga keris ini adalah keluarga Pak Jinal atua Abdul kholiq
- Tombak Kiai Singkir Banyu
Berfungsi sebagai penolak hujan, biasa digunakan pada zaman dahulu dan juga sekarang jika warga akan mengadakan suatu kegiatan acara maka biasa keris ini digunakan sebagaimana fungsinya, yang diberi mandat ialah keluarga Pak Abdul Kholiq atau Jinal
- Sombro
Berfungsi untuk membantu menyuburkan dan mensukseskan panen pertanian, cara pakai keris ini direndam pada bak air kemudian air rendaman digunakan untuk menyiram tanaman, keluarga Pak Nur Fatoni yang menyimpan keris ini.
- Pring Apus
Berfungsi untuk keamanan diri pengguna atau buat jaga-jagag, khodam dari pring apus ini ialah macan putih. Pusaka ini didapat dari alas Dengkeng. Pak Ihdar yang menjaga pusaka jenis ini.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Pak Ihjar, 43 tahun, pemerhati budaya, desa Sambeng