(Narasi oleh Nurul Amin H. dan Wasis)
Narasi
Di pagi hari yang cerah sekitar pukul tujuh pagi, saya berkeliling desa menggunakan motor. Ketika di perjalanan, saya bertemu dengan salah satu warga Dusun Wonotigo yang bernama Bapak Sarwoto (65). Kebetulan, beliau “ngingu pitek” (memelihara ayam). Karena saya penasaran dengan kandang yang biasa digunakan untuk rumah ayam miliknya, saya pun mencari tahu tentang kandang ayam tersebut. Bapak Sarwoto mengatakan, bentuk kandang ayam sangat banyak seperti persegi empat yang ukurannya 80 cm × 80 cm, dan ada juga yang berukuran persegi empat 80 cm × 160 cm. Kandang ayam sendiri dibuat dari “pring apus” (bambu tali) yang sudah dibelah menjadi ukuran 2 cm dan sudah diirati atau diseset. Ada juga kandang ayam yang dijual langsung di pasar maupun di warung pakan ayam dengan harga Rp. 100,00/kotak. Untuk tempat makan dan minum ayam, Bapak Sarwoto menggunakan batok kelapa yang sudah dibuat seperti mangkok. Batok ini bisa dibeli di pasar atau warung pakan ayam serta dapat membuat sendiri. Untuk harga batok kelapa biasa dijual dengan harga Rp. 3.000,-/biji. Terdapat juga kurungan ayam yang biasanya digunakan untuk menjemur ayam dipagi hari. Kurungan ayam ini dijual di pasar atau warung pakan ayam dengan harga Rp. 60.000,-/biji (th 2021).
Gambar
Narasumber
- Mbah Sarwoto, 65 tahun, peternak ayam kampung, Dusun Wonotigo Desa Kembanglimus