(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Bapak Muryadi dari Dusun Sigug RT 07 RW 03 merupakan salah satu perajin keranjang di Dusun Sigug. Dalam membuat kerajinan keranjang, beliau bekerja sama dengan istrinya. Bapak Muryadi mulai membuat keranjang sudah lama sekali, Beliau mengetahui cara membuat keranjang dari orang tuanya.
Bahan baku utama dalam pembuatan keranjang yaitu bambu. Bambu yang digunakan biasanya adalah bambu apus. Proses pertama kali dalam pembuatan keranjang yaitu dengan membelah bambu yang sudah dipotong sesuai ukuran. Akan tetapi sebelum dibelah, biasanya dibersihkan dulu lugut-nya dan disisiki, kemudian setelah bersih baru dibelah. Bambu dibelah menjadi dua ukuran, yaitu panjang dan sedang. Bambu yang ukuran panjang nanti digunakan untuk anam dan nguleh, sedangkan bambu yang ukuran sedang digunakan untuk membuat dasaran keranjang. Setelah bambu tersebut dibelah-belah, belahan bambu tersebut dibelah lagi menjadi agak tipis. Proses membelah bambu menjadi agak tipis ini disebut irat. Proses irat ini juga ada dua. Irat untuk bambu ukuran sedang dinamakan irat lungsen, sedangkan untuk yang ukuran agak besar dan panjang dinamakan irat enam.
Setelah mengasilkan bilah bambu yang banyak, kemudian masuk ke proses ndhidari/njidhari. Ndhidari/njidhari adalah proses awal dalam membuat keranjang atau bisa dinamakan dasaran keranjang. Proses ndhidari/njidhari membutuhkan sebanyak 40 iratan lungsen/belahan bambu kecil dan ditambah satu buah lagi untuk mengapit jidharan tersebut agar tidak lepas. Setelah itu, lanjut ke proses anyam atau masyarakat sering menyebutnya dengan anam. Di sini, jidharan yang sudah jadi tadi ditempel di klebut kemudian baru dianyam menggunakan iratan yang agak besar dan panjang tadi. Dalam proses anam ini, dibutuhkan 7 iratan yang besar, dan ketika sudah sampai di tengah-tengah, anyamannya menggunakan iratan dari kulit bambu agar keranjang tersebut kokoh. Setelah sampai pada tahap ngenam yang ke 7, kemudian masuk ke proses akhir yang biasa disebut nguleh. Proses nguleh ini membutuhkan keterampilan yang lebih karena kedua tangan berfungsi penuh dan yang dianyam ini sekaligus menggunakan dua iratan besar. Setelah proses nguleh, jadilah sebuah keranjang dari bambu.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Muryadi, pengrajin keranjang bambu, dusun Sigug desa Bumiharjo