(Narasi Oleh : Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)
Narasi
Kripik singkong dan kimpul yang ada di Dusun Kebonwage, Desa Kebonsari diproduksi oleh Bapak Andri (40 tahun) sebagai pelaku usaha. Usaha yang rintis ini bermula sejak beliau merantau dari Desa Kebonsari ke Bandung dan membuat usaha kripik singkong pada tahun 2011 di sana. Dari hasil kegigihan, Bapak Andri rupanya dapat memasarkan dari mulut ke mulut, bahkan hingga ke luar negeri, seperti Jepang. Beliau sempat memiliki sebuah pabrik kripik yang dapat mengolah hingga 3 kwintal kripik dalam seharinya. Setelah memproduksi sekian banyak singkong dan kimpul, kemudian beliau membutuhkan tempat yang cukup luas dan banyak karyawan. Namun karena ukuran penyewaan atau anggaran membuat pabrik di Kota Bandung dianggap sangatlah mahal dan ribet, pada akhirnya beliau memutuskan kembali ke kampung halaman yaitu ke Dusun Kebonwage, Desa Kebonsari. Saat ini Bapak Andri sudah memiliki kurang lebih 20 karyawan yang tersebar pada berbagai bagian tugas dari proses produksi.
Bahan baku yang didapatkan biasanya berasal dari wilayah Dieng, Wonosobo dengan sekali pemesanan bisa sebanyak 3,5 kwintal untuk produksi kripik singkong dan kimpul selama 4-5 hari. Menurut penuturan Mbak Yani selaku penanggung jawab dan kakak dari Bapak Andri mengatakan bahwa proses pembuatan kirpik cukup mudah dan tidak membutuhkan waktu yang sangat lama. Pembuatan bisa dimulai dari proses ngupasan, lalu bahan yang sudah dikupas kemudian dicuci. Sedangkan untuk penyucian kimpul harus direndam dengan air garam selama 10 menit gunanya untuk menghilangkan lendir dan rasa gatal saat dimakan. Hal tersebut dikarenakan kimpul apabila pengolahannya kurang bersih atau kurang tepat akan berefek gatal di mulut pada saat dimakan. Dalam menggoreng 4 kwintal kripik biasa membutuhkan minyak sebanyak 2 jerigen. Setelah semua selesai, kripik dikemas lalu dikirimkan ke berbagai wilayah, seperti Semarang hingga ke Jepang. Khusus untuk kripik singkong hanya dikirimkan ke dalam negeri saja.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Andri, 40 tahun, pelaku budaya, pembuat keripik singkong, dusun Kebonswagi desa Kebonsari