(Narasi oleh Ahmad Saeful M dan Zulfikar Maulana)
Narasi
Sore itu kami menemui Pak Djumarno seorang juru pijat berumur 52 tahun yang cukup terkenal di Desa Bigaran, saat itu beliau sedang berada di rumahnya yang beralamat di Dusun Serut RT 005/ RW 002. Menurut Pak Djumarno untuk menjadi seorang praktisi pijat tidak bisa sembarangan mencoba memijat, harus memiliki pegangan atau tameng untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, menurut penuturan Pak Djumarno “lucu yen mejeti uwong keno uwong” yang artinya jangan sampai memijat orang namun bisa terkena guna-guna. Fungsi dari syarat-syarat ini adalah sebagai perlindungan diri dari berbagai kejahatan gaib dan meningkatkan ilmu penyembuhan pijatnya.
Pak Djumarno harus melakukan berbagai syarat, diantaranya seperti :
Wirid 40 hari
Melakukan wirid amalan 40 hari di makam Simbah Aryo Kusumo, Dusun Dawang, Blongkeng, Ngluwar, dan Magelang (tempat nyantrik di Mbah Gito) pada tengah malam hari. Tidak boleh tidur di sore hari sampai jam 00:00 kemudian berangkat ke kuburan. Sesampainya di kuburan membaca amalan seperti Nubuwat 100 kali, Ayat Kursi 41 kali, Al-Ikhlas 1500 kali, Surah Yasin Ayat 82, dan lain sebagainya. Selesai melakukan amalan, lalu istirahat dengan tidur di samping makam, saat tidur pun beliau harus menempelkan telapak tangan kanan yang ada secarik kertas bertuliskan kalimat amalan, kemudian kepala harus menghadap ke kiblat seperti orang mati yang dikubur.
Ada sebuah cerita saat beliau melakukan proses wirid 40 hari di kuburan tersebut tidak bisa penuh menjalankannya dikarenakan beliau didatangi sosok makhluk halus seorang perempuan berbaju kebaya jaman dahulu, Pak Djumarno pun bersila sudah membaca ayat kursi seberapa banyak pun tidak menghilang,kemudian Pak Djumarno memberanikan diri untuk menanyakan sosok tersebut yang bernama Nyai Jeruk, Nyai jeruk adalah salah satu sosok penunggu kuburan tersebut. Beliau juga menanyakan kepada temannya yang bertempat tinggal di daerah tersebut untuk meyakinkan benar keberadaannya.
Sebenarnya jika dalam melakukan amalan tersebut genap 40 hari apa yang dicita-citakan akan terkabul. Amalan itu sebenarnya berat dan tidak mudah. Karena amalan sejatinya adalah tameng untuk diri kita di waktu hidup juga nanti setelah kita mati menjadi jawaban apa yang dilakukan semasa hidup. Amalan juga sangat banyak rupanya seperti amalan untuk kekuatan pikiran, badan,tangan, kaki dan lain sebagainya terdapat dalam kitab Mujarobat. Amalan atau doa juga tidak baik untuk diperjual belikan karena Pak Djumarno pernah mengalami hal yang tidak baik setelah melakukan hal tersebut.
Wirid 7 hari di makam
Melakukan wirid amalan 7 hari di makam Simbah Ronggo Satoto, Dusun Serut, Bigaran, Borobudur (merupakan domisili tempat tinggal Pak Djumarno dan makam keramat di Dusun Serut) pada tengah malam hari. Proses wiridnya sama seperti proses wirid di makam Simbah Aryo Kusumo.
Membaca Al-Quran selama Setahun, perbulan mesti khatam sebanyak 3 kali. Prosesnya adalah beliau setiap waktu luang membaca Al Qur’an perbulan mesti khatam sebanyak tiga kali. Saat mengamalkan membaca Al Qur’an selama satu tahun tersebut di tengah perjalanan beliau juga mendapat rejeki yaitu bisa mendapatkan seorang istri, namun sebenarnya kurang bagus ketika sedang menjalankan amalan terus dipotong dengan acara pernikahan karena waktu yang harusnya terus dilakukan pengamalan namun terpotong dengan diadakannya hari pernikahan. selang waktu setelah selesai atau katam dalam mengamalkan membaca Al Qur’an tersebut beliau bersama sang istri diadakan acara kataman di tempat sang guru, acara khataman juga dilakukan pada umumnya seperti di langgar. Termasuk menyembelih ayam mengundang saudara tetangga dan lain sebagainya.
Puasa selama 40 hari.
Puasa 40 hari prosesnya adalah puasa seperti bulan idul fitri. Dalam puasa beliau sukses dalam menjalankannya.
Puasa Putih
Puasa putih 7 Hari, hari pertama makan nasi tujuh kepal tangan dan minum air bening / air mineral : jumlahnya bebas untuk air minum. Hari kedua makan nasi 6 kepal, sampai berlanjut ke hari terakhir atau hari ketujuh hanya makan nasi satu kepal.
Sholat hajat
Melaksanakan sholat Hajad
Sholat berjamaah
Sholat berjamaah lima waktu harus tidak pernah putus, jika tertinggal di mushola dapat dilaksanakan di rumah bersama saudara
Amalan bacaan
40 kali membaca waidza batostum batostum jabarin dengan posisi tangan mengepal dan tetap posisi tahiyat akhir dengan tangan mengepal ditaruh diatas kaki telapak kaki bagian belakang . Dilakukan selepas Sholat dan wiridan.. Hal ini dilakukan untuk meminta kekuatan kepada Allah S.W.T untuk diberi kekuatan pada piranti pijat yakni tangan.
Ada beberapa syarat yang dapat dilakukan secara bersamaan, ada yang perlu waktu khusus. Laku syarat tadi hanya sebagian, masih ada belasan syarat lainnya yang kiranya jika disebutkan satu persatu perlu waktu yang cukup, kalau menurut Pak Dju akan “kesel” jika disebutkan semuanya.
Gambar
Lokasi
Narasumber
- Mbah Dumarno, 51 tahun, pelaku budaya.