(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)
Narasi
Menurut Pak Aziz, manakipan merupakan prosesi atau aktvitas membaca kita Manakip, yang di desa Giripurno biasanya Manakip Syech Abdul Qodir Al-Jillani. Kitab Manakip merupakan kitab yang berisi perjalanan hidup seorang Waliyulloh. Perjalanan hidup tersebut berupa aktivitas keseharian, kemampuan dan kelebihan yang dimiliki, atau cara beribadahnya.
Untuk dapat membaca kitab tersebut, terlebih dahulu harus mendapatkan ijazah atau izin dari seorang guru. Menurut Pak Aziz ijazah tersebut juga berbeda-beda. Ada yang ijazah tersebut hanya untuk membacanya sendiri atau istilahnya untuk sekedar nderes. Namun ada juga ijazah tersebut yang pembacaanya untuk orang lain dalam hajatan tertentu.
Dalam pembacaan kitab Manakip, sebelum melakukan diperlukan ritual khusus seperti sholat sunnah maupun amalan bacaan tertentu. Pembacaan kitab ini akan lebih afdol jika dapat mengkhatamkan, akan tetapi tidak ada keharusan untuk langsung mengkhatamkan. Kemudian jika pembacaan dilakukan pada suatu suatu hajatan, maka jamaah yang mendengarkan akan diminta untuk membaca sholawat-sholawat.
Pada prakteknya, pembacaan kitab Manakip dilakukan setelah membaca tahlil dan kitab Al-Barjanji. Akan tetapi pada syarat dan rukunnya menurut Pak Azis sebenarnya bukan merupakan suatu keharusan. Pembacaan kitab Manakib dapat dilakukan dengan hanya membaca kitab Manakip sendiri, akan tetapi biasanya memang dilakukan setelah membaca tahlil. Kemudian mengenai menu kopi hitam dan jadah bakar yang sering ada pada prosesi ini juga bukan merupakan syarat dari pembacaan kitab Manakip tersebut.
Gambar
Narasumber
- Pak Achmad Ngazis, 43 tahun, Dusun Parakan RT 02/RW 04, Desa Giripurno