(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)
Narasi
Masih dalam rangka tukar kawruh saya kepada Bapak Sukiadi tentang Makam Bendoro Pangeran Harjo (Bph) Tejo Kusuma, ternyata saya dibawa Pak Sukiadi ke Mata Air Gayam yang jaraknya kurang lebih 100 meter dari makam. Mata Air Gayam merupakan mata air yang wajib digunakan untuk membersihkan diri saat akan berkunjung ke makam BPH Tejo Kusuma. Saat ini Mata Air Gayam sudah dibangun menjadi sebuah pemandian dan tempat pemancingan, serta airnya juga digunakan untuk mengairi sawah di lahan sekitar. Disebut Mata Air Gayam karena dulu daerah di sana banyak ditumbuhi pohon gayam, hingga saat ini pun masih ada pohon gayam di sekitar mata air.
“Mas kalau dulu kita masuk ya baiknya memakai ageman jawa (pakaian jawa), tetapi kalau sekarang sudah lain yang penting rapi dan bersih. Nah sebelum masuk ke dalam makam sebaiknya ketuk pintu makam terlebih dahulu, setelah itu kedua tangan dalam posisi menyembah. Setelah itu barulah membuka pintu. Lanjut ketika menuju ruangan makam harus berjalan dengan cara berjongkok. Saat ziarah bisa membawa bunga, jika tidak juga tidak apa-apa,” lanjut Bapak Sukiadi bercerita.
Makam BPH Tejo Kusuma sekarang sudah terawat sangat baik dilihat dengan bersihnya tempat makam dan adanya jadwal pikte jaga makam Begitu pula dengan Mata Air Gayam yang sudah ada fasilitas toiletnya. Saat ini mulai banyak para masyarakat yang berziarah ke makam tersebut. Salah satunya yaitu ketika ada acara-acara khusus seperti pemilihan Kepala Desa. Pasti para calon kepala desa akan sowan dan mendoakan serta meminta restu dalam pemilihannya. Para calon kepala desa pun harus mengikuti syarat tradisi ketika akan sowan, yaitu dengan membersihkan diri ke Mata Air Gayam, berpakaian sopan serta mengikuti tata cara di pemakaman.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Sukiadi 52 tahun, Sesepuh desa, dusun Tingal Kulon desa Wanurejo,