(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
Mbah Belet merupakan sebuah patung Budha yang berasal dari stupa Induk candi Borobudur yang ditemukan dalam stupa dengan posisi terbenam (kebelet) oleh abu yang dipercaya merupakan abu raja raja yang meninggal dan disimpan distupa induk. Mbah Belet ini berada di dalam kompleks candi di Museum Karmawibhangga yang merupakan tempat penyimpanan berbagai macam potongan potongan candi yang tidak dipakai dalam proses pemugaran Candi Borobudur oleh Pemerintah Indonesia dan UNESCO.
Tempat ritual
Patung ini dipercaya memiliki energi yang dapat memberikan kedamaian bagi siapa saja yang melakukan sebuah kegiatan di sekitar Candi Borobudur baik masyarakat sekitar sendiri maupun masyarakat dari luar Desa Borobudur yang hendak melakukan kegiatan di dalam candi. Ada beberapa perlakuan khusus dalam bermeditasi di Mbah belet, yaitu melakukan pradaksina dengan mengitari patung sebanyak tujuh kali dan dilanjutkan meditasi di depan patung tersebut.
Kurang harmonis
Mbah Timbol Wuryanto biasa dimintai tolong jika ada hal-hal rumit yang sulit dipecahkan secara logika. Menurutnya akhir-akhir ini, Candi Borobudur sudah tidak seperti dahulu lagi karena ada patra (catra) yang dipindah ke Museum Karmawibangga, sehingga menjadi kurang harmonis disekitarnya. Konon menurut kepercayaan Mbah Belet dan patra merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Candi Borobudur juga dianggap sebagai diantara segitiga emasnya Pulau Jawa yaitu Gunung Merapi, Candi Borobudur, dan Pantai Selatan.
Gambar
Lokasi
Jl. Badrawati, Kw. Candi Borobudur, Borobudur, Kec. Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56553
Narasumber
- Mbah Timbul Wuryanto, Pemerhati Budaya, desa Borobudur