(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Makam Mbah Gondowati terletak di kompleks pemakaman Dusun Sodongan sebelah utara, menurut para sesepuh, “Mbah Gondowati Iku playon utowo nylametke diri, prajurit atau pejuang pas jaman Hamengkubuwono 8” tutur Pak Wawi dari cerita para sesepuh jaman dulu.
Nisan kayu Jati
Batu nisan beliau termasuk yang paling besar diantara makam-makam lain, dahulu kala nisannya terbuat dari kayu jati yang cukup tebal dan lebar serta bersusun-susun, diatasnya terdapat sebuah kendi dan ungkep, namun tidak tau kapan pastinya, nisan tersebut berubah menjadi batu putih pahatan yang bentuk dan besarnya mirip nisan kayu semula, entah diganti oleh seseorang ataupun berganti dengan sendirinya dan kendi serta ungkepnya pun ikut hilang.
Hewan-hewan Peliharaan
Dipercaya bahwa Mbah Gondowati mempunyai hewan-hewan peliharaan seperti jangkrik, kuda, burung dara, burung pelatuk dan burung perkutut. Seperti cerita yang turun temurun yang ada di Dusun Sodongan, pada zaman dahulu setiap malam Selasa kliwon sering terdengar suara “sawangan” burung dara di tengah malam berputar-putar diatas dusun dan saya pun pernah mendengarnya. Suara jangkrik yang bisa terdengar dari jarak sekitar 1 km dan bila ditelusuri berasal dari makam Mbah Gondowati dan bila didekati akan sayu-sayu semakin hilang. Pak Warjuni pernah bercerita tentang pengalamannya mengikuti lomba merpati (Tomprang) “Mbiyen doro karo jagoku ki angger go lomba menangan, wong tak ombeni banyu kendi ne mbah gondowati” dan setiap malam Jumat kliwon saat masuknya waktu maghrib terdengar suara persisi kentongan yang diyakini suara tersebut berasal dari semacam burung pelatuk di area makam Mbah Gondowati dan hanya terdengar di hari dan waktu tersebut.
Seiring perubahan makam Mbah Gondowati tersebut, sudah jarang pula suara-suara dari hewan-hewan tersebut terdengar. Banyak peziarah yang datang dan dari luar Desa Bumiharjo, para peziarah tersebut entah lewat mana karena tidak pernah lewat atau singgah dari Dusun Sodongan.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Pak Warjuni, Pemerhati budaya, desa Bumiharjo