(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)
Narasi
Mencari ikan di Kali Sileng sudah dilakukan para pencari ikan sejak dahulu mulai dari yang memasang rumpon atau jebakan, memancing, dan menjala.
Rumpon
Rumpon merupakan alat untuk menangkap ikan berupa jebakakan ikan. Saat musim kemarau, ada bagian sungai yang tidak terlalu banyak dialiri air, namun diyakini warga bahwa ikan bisa datang dan melewati itu. Oleh sebab itu, dibuatlah bendungan kecil yang di tengahnya diberi tumpukan dedaunan dan ranting hingga rapat agar dapat menjadi sarang ikan. Setelah beberapa hari pemasangan, rumpon siap dipanen dengan cara menutup rapat bendungan kecil tersebut secara melingkar. Setelah itu, dedaunan dan ranting yang sebelumnya digunakan sebagai sarang ikan diambil dan dibersihkan, kemudian dikuras. Apabila beruntung, akan diperoleh cukup banyak ikan yang terjebak di rumpon itu.
Jala
Jala adalah alat penangkap ikan dari bahan senar yang dibuat anyaman jaring melingkar, melebar dan bagian bawah terdapat rantai sebagai pemberat supaya jala bisa tenggelam di air. Hingga kini, masih ada warga Desa Ngargogondo yang masih menangkap ikan menggunakan jala di Kali Sileng, meskipun sudah tidak sebanyak dulu. Dulu, para penangkap ikan ini bahkan juga membawa kepis dari anyaman bambu yang digunakan sebagai tempat menyimpan ikan saat menjala.
Nazik (25 tahun) adalah salah seorang warga Dusun Wagean. Di sela-sela kegiatannya bertani di ladang, Ia sering menyempatkan diri menjala ikan di Kali Sileng pada siang atau sore. Selain sebagai hobi, hasil ikan dari kegiatan menjala ini juga dapat dimanfaatkan sebagai lawuh (lauk) makan makan. Bila beruntung, biasanya ikan yang terjaring di jala Nazik adalah ikan wader, kekel, kutuk atau gabus, dan lainnya.
Jala ikan yang digunakan Nazik berbentuk lingkaran. Jala seperti ini harus dilempar dengan teknik khusus agar dapat menjebak dan menangkap ikan. Cara menggunakannya adalah dengan berdiri menyandang sebagian daun jala, sebagian lagi dipegang menggunakan tangan kiri dan kanan. Kemudian dengan ancang-ancang yang cukup, jala diayun dan dilemparkan ke lokasi yang diduga terdapat ikan. Jala akan mengambang dan memerangkap ikan, setelah itu ditarik perlahan agar ikan yang telah terperangkap dalam jala tidak lepas dari jala. Sebagai pemberat jala, digunakan gelang timah berbentuk rantai. Cincin rantai pemberat jala ini akan membuat ikan tidak bisa berkutik dan lepas dari perangkap jala.
Pancing/Memancing
Selain dari warga Parakan dan sekitarnya, sejak dulu, pemancing yang datang untuk mencari ikan juga banyak dari luar desa, terutama ketika awal kemarau tiba.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Nazik, 25 tahun, Dusun Wagean Desa Ngargogondo