(Narasi Oleh : Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)
Narasi
Desa Kebonsari memiliki kebun pohon karet yang dimiliki oleh Bapak Sukir di Dusun Pule. Pak Sukir sudah mulai menanam pohon karet sejak tahun 2012, beliau menanam sendiri bibit pohon karet yang didapatkan dari Malaysia. Beliau mendapatkan pohon karet tersebut karena dahulu pernah menjadi seorang perantauan di Kota Jambi, sehingga memudahkan untuk memesan bibit dari negara tetangga. Bapak Sukir hingga saat ini telah memiliki pohon karet yang mencapai 3000 pohon. Semua pohon karet ini tidak hanya ditanam di tanah milik Bapak Sukir sendiri, tetapi ada juga yang ditanam di tanah orang dengan sistem bagi hasil. Menurut beliau menanam pohon karet memiliki keuntungan lebih daripada memelihara pohon kayu. Tetapi memelihara pohon karet juga membutuhkan waktu lama, sebelum pohon siap untuk disadap sebab pertumbuhannya membutuhkan waktu 6-7 tahun.
Proses penyadapan getah dilakukan dengan menyayat kulit batang dari pohon karet dan membentuk garis sesuai kemiringan tertentu. Sehingga getah keluar dari kulit yang tersayat dan mengalir serta menetes ke wadah berupa mangkok yang terbuat dari batok kelapa. Lalu setelah hasil tampungan getah karet cukup, kemudian akan dicampur ke wadah seperti lubang yang dibangun oleh Bapak Sukir dengan semen. Wadah tersebut untuk mencampurkan hasil getah karet dengan cuka, agar getah karet mengental dan siap untuk dijual.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Sukir, Pemerhati budaya, dusun Pule desa kebonsari